Kereta Cepat ke Bandung Tidak Membantu Tiongkok: Jokowi

14 Oktober 2022

JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung di Jawa Barat merupakan proyek investasi dan bukan bantuan luar negeri dari pemerintah China.

“Ini bukan (proyek) bantuan. Ini merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok. Di sini ada unsur investasi, jadi sekali lagi, bukan bantuan,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan saat meninjau stasiun kereta api cepat baru di Tegalluar, pinggiran kota Bandung.

Jokowi juga menambahkan bahwa pemerintah Indonesia masih berdiskusi dengan Tiongkok mengenai apakah Presiden Tiongkok Xi Jinping dapat singgah untuk kunjungan lapangan di Jakarta di sela-sela KTT G20 pada November mendatang.

“Iya, masih kita diskusikan,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan bahwa proyek tersebut akan mendorong konektivitas antar negara ASEAN.

“Ini akan menjadi kereta api berkecepatan tinggi pertama di ASEAN dan kami berharap dapat meningkatkan konektivitas antar negara, apakah (kereta api) ini akan terkoneksi lebih lanjut dengan bandara atau dengan kereta api berkecepatan tinggi lainnya,” ujarnya.

Kereta berkecepatan tinggi, yang merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan yang didukung Tiongkok, diperkirakan akan diluncurkan pada tahun 2023, meskipun ada sejumlah kemunduran yang menyebabkan biayanya melebihi anggaran.

Dilakukan oleh konsorsium Indonesia-Tiongkok PT Kereta Cepat Indonesia Tiongkok, proyek kereta api berkecepatan tinggi ini awalnya menelan biaya sekitar US$6 miliar, namun biayanya meningkat menjadi sekitar $8 miliar setelah penundaan.

Konstruksi dimulai pada tahun 2016 dan awalnya diharapkan selesai pada tahun 2019, namun proyek tersebut mengalami kendala terutama pada pembebasan lahan, sehingga penyelesaiannya beberapa kali tertunda.

Kereta ini dirancang untuk berjalan di jalur sepanjang 142 kilometer dengan kecepatan maksimum 350 km per jam, mengurangi waktu perjalanan menjadi sekitar 40 menit dari sekitar 3 jam yang dibutuhkan saat ini.

Dalam kunjungan lapangan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Jokowi mengatakan proyek tersebut telah selesai 88,8 persen dan siap diluncurkan secara komersial pada Juni 2023.

Presiden juga menambahkan, kereta berkecepatan tinggi ini, jika sudah beroperasi, akan memberikan keuntungan bagi perekonomian daerah.

“Daya saing kita pasti akan meningkat karena kita akan memiliki titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di (kota) Jakarta dan Bandung, serta di Kabupaten Bandung sendiri,” ujarnya.

Kritik terhadap proyek ini mengatakan bahwa meskipun menghubungkan Jakarta dan Bandung, banyak stasiun yang berlokasi jauh dari pusat kota.

Dua stasiun di Bandung sebenarnya terletak di pinggiran kota, sekitar 30 hingga 45 menit dari pusat kota dengan mobil.

Pada bulan Agustus, pengiriman delapan gerbong kereta berkecepatan tinggi buatan Tiongkok tiba di pelabuhan Jakarta, menandai gelombang pertama sarana kereta api untuk jaringan kereta berkecepatan tinggi pertama yang dibangun menggunakan teknologi Tiongkok.

Secara terpisah, Plt Direktur Jenderal Jaringan Kereta Api Zulmafendi Kementerian Perhubungan mengatakan, kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung akan terintegrasi dengan sistem transportasi yang ada di Jakarta.

Zulmafendi mengatakan, jaringan kereta api tersebut akan bergabung dengan sistem LRT dan busway yang sudah ada di pusat transportasi baru di Halim, Jakarta Timur.

“Kami sudah memikirkannya matang-matang. Dalam jangka pendek memang belum 100 persen ideal, tapi saya jamin meski kereta cepat dari luar kota (berangkat) akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menggunakannya,” kata Zulmafendi seperti dikutip Antara.

sbobet

By gacor88