Ketika inflasi menurun, banyak masyarakat Thailand yang bersedia mengambil risiko membeli produk kecantikan bekas: Survei

19 Oktober 2022

BANGKOK – Sebuah survei menemukan bahwa sebagian besar konsumen Thailand bersedia membeli produk kecantikan bekas melalui saluran media sosial karena meningkatnya biaya hidup.

Meski berisiko mendapatkan produk palsu, 22 persen konsumen Thailand bersedia mengambil risiko membeli produk kecantikan bekas melalui saluran Twitter dan Instagram serta saluran media sosial lainnya karena tidak mau membayar harga penuh untuk produk tersebut. tidak membayar produknya, kata Mintel, sebuah firma riset pasar global.

Analis kecantikan dan perawatan pribadi senior Mintel, Chayapat Ratchatawipasnan mengatakan, Thailand kini mengalami inflasi sebesar 7,1 persen, sehingga konsumen berusaha menghemat biaya saat membeli produk kecantikan.

Chayapat mengatakan bahwa pemilik merek kecantikan mungkin kehilangan sebagian pelanggannya karena penjual barang bekas, namun merek tersebut masih dapat memperoleh loyalitas dengan menciptakan pasar pertukaran bagi pengguna untuk menjual produk bekas mereka.

Chayapat mengatakan merek juga dapat menambahkan promosi mereka sendiri ke pasar pertukaran produk bekas. Pasar pertukaran seperti itu juga akan menjamin kualitas produk bekas sekaligus menjaga loyalitas merek.

Mintel menemukan banyak konsumen yang beralih ke media sosial untuk mencari produk kecantikan bekas dibandingkan mencari produk baru di media konvensional, ujarnya.

Ia menambahkan, TikTok yang merupakan platform klip video pendek menjadi populer di kalangan Gen Z Thailand yang mencari produk kecantikan bekas.

Penjualan produk kecantikan bekas melalui TikTok diperkirakan akan tumbuh sebesar 42 persen, tambahnya.

Mintel menemukan bahwa 46 persen generasi Z Thailand mengakui media sosial telah memengaruhi pembelian produk kecantikan melalui toko online, tambah Chayapat.

Dia merekomendasikan agar pemilik merek kecantikan terkemuka menggunakan pasar pertukaran barang bekas mereka untuk menghubungi berbagai kelompok pelanggan melalui obrolan dan pesan melalui aplikasi untuk menarik mereka ke produk baru mereka.

Chayapat mengatakan penelitian yang dilakukan Mintel juga menemukan bahwa sebagian besar pembeli, yang berusia minimal 45 tahun, tidak suka membeli produk bekas dan 40 persen dari kelompok ini mengatakan mereka membeli produk kecantikan langsung dari toko online merek tersebut. .

Jadi, meskipun merek menciptakan dan mengoperasikan pasar pertukaran untuk produk bekas dari merek mereka sendiri, mereka masih dapat menggunakan pasar tersebut untuk menjangkau kelompok pembeli yang berusia di atas 45 tahun, tambah Chayapat.

akun demo slot

By gacor88