29 September 2022
PHNOM PENH – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kunjungannya pada bulan November mendatang ke Kamboja akan mendorong kerja sama yang lebih besar antara kedua negara. Ia secara pribadi meminta Perdana Menteri Hun Sen untuk mendukung kerja sama dengan Jepang baik dalam kerangka bilateral maupun ASEAN.
Kishida bertemu Hun Sen di pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang terbunuh, yang diadakan di Tokyo pada 28 September.
Pada pertemuan tersebut, Hun Sen mengucapkan terima kasih kepada Kishida atas dukungannya terhadap kepemimpinan Kerajaan di ASEAN dan mengundangnya untuk secara pribadi menghadiri KTT ASEAN-Jepang dan KTT Asia Timur, yang akan diselenggarakan di Kamboja pada bulan November.
Kishida menerima undangan itu.
“Kunjungan Perdana Menteri Kishida pada bulan November akan memperkuat dan mengembangkan kerja sama dengan Kamboja. Dia meminta saya untuk mendukung kerja sama dengan Jepang baik dalam kerangka bilateral maupun ASEAN,” kata Hun Sen dalam postingan media sosialnya.
Perdana Menteri juga berterima kasih kepada Kishida karena telah merujuk pada kontribusi Jepang terhadap Kamboja ketika ia berpidato di Majelis Umum PBB (UNGA) ke-77 baru-baru ini di New York City, AS, khususnya melalui operasi penjaga perdamaian Jepang di Kerajaan.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Hun Sen mengatakan Kamboja akan terus berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian di bawah payung PBB.
Menurut postingan Hun Sen, Kishida juga berterima kasih kepada pemerintah Kamboja karena telah menerima kapal angkatan laut Jepang di pelabuhan otonom Sihanoukville pada bulan Maret.
Kedua kapal – JS Uraga dan JS Hirado – merupakan bagian dari latihan Indo-Pasifik dan Penyebaran Timur Tengah 2021 dan mengunjungi Kamboja untuk memperkuat kerja sama dan membantu membangun “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”. Kapal-kapal tersebut berlabuh di pelabuhan pada 14 Maret dengan 185 awak kapal.
Anggota kru melakukan latihan niat baik dengan Angkatan Laut Kerajaan Kamboja, dengan latihan militer dan kunjungan ke Pangkalan Angkatan Laut Ream juga dalam agenda.
Kedua perdana menteri juga bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan internasional, termasuk Myanmar, Laut Cina Selatan, dan konflik Rusia-Ukraina.
Kishida juga menyinggung Semenanjung Korea, khususnya program nuklir Korea Utara dan penculikan orang Jepang, dengan mengatakan bahwa ini adalah kekhawatiran Jepang dan komunitas internasional.
Mengenai Myanmar, ia berterima kasih kepada Hun Sen atas semua yang telah ia lakukan untuk mengurangi situasi di sana, dan berjanji bahwa Jepang akan terus mendukung upaya ASEAN untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Hun Sen mengatakan Kamboja akan terus bekerja dalam kerangka ASEAN dan menekankan solusi damai.
“Meskipun ada tantangan, kami tidak akan menyerah pada tugas penting ini. Adapun masalah lain yang disebutkan perdana menteri Jepang, kami akan terus bekerja sama satu sama lain,” ujarnya.
Kishida melakukan kunjungan dua hari ke Kamboja pada bulan Maret untuk mendekatkan kedua negara.
Thong Mengdavid, peneliti di Mekong Center for Strategic Studies di Asian Vision Institute, mengatakan perjalanan Hun Sen ke Jepang merupakan bukti kuat kedekatan hubungan Kamboja-Jepang. Jepang adalah teman lama dan mitra pembangunan utama Kamboja, dan telah membantu Kerajaan tersebut dalam membangun infrastruktur, sumber daya manusia, dan perekonomiannya.
“Kunjungan (Kishida) di bulan November merupakan kunjungan yang strategis. Kunjungan ini akan memperluas hubungan dengan Kamboja dalam hal perdagangan, investasi, energi, pangan, pengembangan sumber daya manusia dan pemeliharaan perdamaian di kawasan dan dunia,” katanya kepada The Post.
Dia menambahkan bahwa negara adidaya dan permainan geopolitik berarti Kerajaan membutuhkan Jepang dalam hal pembangunan ekonomi dan untuk membangun kapasitas Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja, terutama untuk keterlibatannya dalam pemeliharaan perdamaian di bawah payung PBB.