2 Juni 2022
KUALA LUMPUR – Untuk menang dalam pemilu ke-15 yang akan datang, penting bagi Barisan Nasional untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang mengutamakan rakyat, moderasi, dan multikulturalisme.
Demikian pesan yang disampaikan para pemimpin partai komponen Barisan MCA, PBRS dan MIC dalam pidato mereka pada peringatan 48 tahun koalisi dan konvensi di World Trade Center di sini kemarin.
Presiden MCA Datuk Seri Dr Wee Ka Siong mendesak Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob untuk mempertimbangkan pandangan partai konstituen lainnya ketika mengadakan pemilu.
“Saya meminta Perdana Menteri untuk membicarakan hal ini dengan partai-partai konstituen.
“Tidak hanya UMNO yang harus menang, MCA, MIC dan PBRS harus menang bersama untuk Barisan.
“Kami ingin mengurus negara setelah pemilihan umum ke-15 (GE15),” ujarnya.
Dr Wee menambahkan bahwa pemilu di negara bagian Melaka dan Johor telah menunjukkan peningkatan dukungan terhadap Barisan, namun ia juga mendesak para pemimpin dan anggota partai untuk tidak berpuas diri.
“Menjelang GE15, kita harus tetap bekerja keras, selalu rendah hati dan tidak terlalu berpuas diri dengan kemenangan yang diraih.
“Formula Barisan adalah menghindari sentimen SARA, fitnah dan politik kebencian. Di Barisan, kami memuji politik moderasi,” ujarnya.
Pada pemilu negara bagian Johor dan Melaka, Barisan meraih dua pertiga mayoritas.
Presiden MCA mengatakan kekalahan Barisan di GE14 pada Mei 2018 harus menjadi pelajaran bagi semua.
“Karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan merekalah yang menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin,” tambah Dr Wee.
Pada konferensi pers setelah acara tersebut, Dr Wee mengatakan hampir 1.000 pemimpin divisi MCA telah diberi pengarahan tentang persiapan GE15.
Dr Wee mengatakan mesin pemilu MCA sudah siap untuk pemilu seperti yang telah diuji pada pemilu negara bagian Melaka pada bulan November lalu dan pemilu negara bagian Johor pada bulan Maret.
“Jadi, kita punya template yang bisa mereka ikuti, berdasarkan SOP (standar operasional prosedur) yang kita buat.
“Kami adalah partai politik, jadi kami harus menghadapi apa pun (kasus berdasarkan) keputusan perdana menteri,” tambahnya.
Presiden MIC Tan Sri SA Vigneswaran dalam pidatonya mengatakan konvensi Barisan merupakan peristiwa penting karena mencerminkan persatuan dalam koalisi untuk menyelenggarakan pemilihan umum.
Dia juga mengatakan Barisan telah menjadi partai yang berbeda sejak kehilangan pemerintahan federal pada Mei 2018, dan menambahkan bahwa “kami telah memetik banyak pelajaran”.
Untuk meyakinkan pemilih, Vigneswaran mengatakan partai-partai komponen Barisan tidak boleh saling bertentangan dalam komentar mereka.
“Kami tidak bisa mengirimkan sinyal yang bertentangan karena sangat tidak nyaman bagi konstituen dan anggota kami,” tambahnya.
Presiden PBRS Tan Sri Joseph Kurup mengatakan persatuan penting karena perpecahan apa pun akan merugikan koalisi.
“Jika ada persatuan, maka anggota Barisan akan meraih kemenangan. Tapi kalau kita terpecah, maka kita akan kalah,” imbuhnya.
Joseph menjanjikan “kesetiaan tak tergoyahkan” PBRS kepada Barisan dan mengatakan partai yang berbasis di Sabah itu akan tetap bergabung dalam koalisi di tahun-tahun mendatang.
“Mau hujan atau cerah, PBRS akan tetap bersama Barisan. Ini kesetiaan kami kepada Barisan,” tambahnya.