20 Juli 2023
JAKARTA – Perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko “Jokowi” Widodo baru-baru ini, yang membuat loyalisnya mendapatkan jabatan menteri, mendapat sambutan beragam dalam koalisi pemerintahannya, dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa mendukung keputusan tersebut, namun kontroversial Partai NasDem bereaksi dengan kritik.
Mengakhiri spekulasi berbulan-bulan, Presiden Jokowi merombak kabinetnya pada hari Senin dan memberikan jabatan menteri kepada loyalis lamanya, termasuk Budi Arie Setiadi, yang ditunjuk sebagai menteri komunikasi dan informasi yang baru. Ia dipromosikan dari jabatan sebelumnya sebagai Wakil Menteri Kota, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Budi adalah pemimpin salah satu kelompok relawan paling terkemuka di bawah kepemimpinan Jokowi, Projo, yang berperan penting dalam kemenangannya pada pemilu tahun 2014 dan 2019.
Budi mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh politisi NasDem Johnny G. Plate, yang diberhentikan dari kabinet pada Mei setelah ia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi besar-besaran terkait akuisisi infrastruktur telekomunikasi.
Sebagai bagian dari perombakan tersebut, pengusaha Rosan P. Roeslani ditunjuk sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Paiman Raharjo ditunjuk sebagai Wakil Menteri Kota, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada hari Senin. Keduanya merupakan anggota tim kampanye Pilpres 2019 Jokowi.
Baca juga: Jokowi menambah loyalis dalam perombakan kabinet
Beberapa pengamat melihat penunjukan tersebut sebagai tanda dukungan Jokowi terhadap pencalonan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dibandingkan calon dari partainya sendiri, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, karena sejumlah menteri baru memiliki hubungan dekat dengan pemimpin Partai Gerindra tersebut.
Namun para anggota senior PDI-P menampik anggapan adanya perpecahan loyalitas. Mereka mengatakan partai menghormati keputusan presiden, meski PDI Perjuangan sudah menawarkan calon dari jajarannya sendiri untuk mengisi posisi Menteri Komunikasi dan Informatika.
Itu hak prerogratif beliau, kata Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan, Senin, seperti dikutip dari Antara. kompas.commerujuk pada pilihan menteri yang dipilih Jokowi.
Hasto menambahkan, partainya mendukung keputusan Jokowi menunjuk Budi, yang telah membantunya memenangkan kursi presiden dalam dua kesempatan.
Fakta bahwa Budi tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, kata pejabat senior partai lainnya, dapat membantu dia dalam mencapai tujuan presiden di sisa masa jabatannya.
“Usai reshuffle, PDI-P berharap Kabinet terus melanjutkan tugasnya hingga sisa masa jabatan Jokowi,” kata politisi PDI-P Said Abdullah, Senin. “Dia telah memilih tokoh-tokoh yang profesional dan tidak memihak, tentu saja karena mereka tidak akan sibuk dengan pemilu dan hanya bisa fokus pada pekerjaan mereka sebagai menteri.”
Said juga yakin bahwa Budi, yang merupakan mantan jurnalis dan mempelajari ilmu komunikasi, dapat membantu Jokowi meningkatkan penyampaian pesan publik pemerintah dan menyelesaikan proyek telepon 4G yang sejauh ini masih terkendala oleh kementerian.
Baca juga: Skandal korupsi baru menimpa NasDem dan menantang pencalonan Anies sebagai presiden
Namun Partai NasDem mengecam reshuffle tersebut. Partai tersebut, yang merupakan anggota koalisi besar Jokowi pada pemilu 2019, telah mengalami keretakan hubungannya dengan presiden setelah menyatakan dukungannya terhadap pencalonan tokoh oposisi Anies Baswedan sebagai presiden pada tahun 2024.
Effendy Choirie, ketua tim kampanye NasDem, mengatakan pada hari Senin bahwa Jokowi telah menyangkal “hak partai” untuk mendapatkan kursi Kabinet dengan tidak menunjuk anggota NasDem lainnya sebagai menteri komunikasi. kompas.com dilaporkan.
Anggota partai lainnya mempertanyakan keputusan Jokowi yang memilih sosok tak nyambung untuk jabatan tersebut.
“Saya khawatir masyarakat tidak lagi tertarik bergabung dengan partai politik. (Mereka mungkin berpikir) mending jadi relawan saja,” kata Wakil Ketua NasDem Ahmad Ali seperti dilansir Antara. kompas.com.
Beberapa jam setelah perombakan pada Senin, Jokowi bertemu dengan Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, di Istana Negara. Surya mengatakan keduanya tidak membicarakan “hal-hal formal” seperti reshuffle kabinet, melainkan hanya “bertukar informasi”, lapor Antara.