31 Agustus 2023
SEOUL – Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke perairan lepas pantai timurnya pada Rabu malam sebagai bentuk protes terhadap latihan militer reguler yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Kedua rudal balistik jarak pendek tersebut diluncurkan dari wilayah distrik Sunan di ibu kota Pyongyang antara pukul 23:40 dan 23:50, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Rudal-rudal tersebut terbang sekitar 360 kilometer sebelum jatuh di Laut Baltik, kata JCS, seraya menambahkan bahwa badan-badan intelijen Korea Selatan dan AS sedang melakukan analisis yang komprehensif dan cermat terhadap spesifikasi rudal yang diluncurkan.
“Militer kami akan dengan tekun melakukan latihan Ulchi Freedom Shield yang sedang berlangsung bersama dengan latihan lapangan gabungan yang menyertainya, semuanya di bawah postur pertahanan gabungan yang kuat,” kata JCS.
“Kami akan mempertahankan sikap kesiapan yang kuat, berdasarkan pada kemampuan untuk merespons setiap provokasi, sambil memantau dengan cermat niat Korea Utara dan tanda-tanda (provokasi) tambahan apa pun, serta aktivitas terkait.”
Peluncuran rudal tersebut terjadi beberapa jam setelah AS mengirimkan pesawat pembom strategis B-1B secara terpisah untuk melakukan latihan udara bersama dengan Korea Selatan dan Jepang pada hari yang sama.
Jet tempur FA-50 Angkatan Udara Korea Selatan, bersama dengan pesawat pengebom B-1B Lancer Angkatan Udara AS dan jet tempur F-16, melakukan latihan tempur udara di atas Laut Kuning di Semenanjung Korea, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada hari Rabu.
Latihan udara tersebut terkait dengan Ulchi Freedom Shield, latihan gabungan selama 11 hari yang melibatkan partisipasi gabungan dan antarlembaga sekutu, yang dijadwalkan berlanjut hingga Kamis. Pyongyang mengkritik latihan rutin dan berorientasi pertahanan yang dilakukan oleh sekutunya sebagai “latihan untuk invasi ke Korea Utara.”
Kementerian Pertahanan mengatakan, latihan udara tersebut dilakukan sebagai respons atas kegagalan upaya kedua Korea Utara dalam meluncurkan satelit pengintai militer pada 24 Agustus lalu. Dengan demikian, latihan tersebut menunjukkan “tindakan pencegahan yang diperluas dan postur pertahanan gabungan yang kuat dengan mengerahkan aset-aset strategis AS secara tepat waktu dan terkoordinasi.”
JCS menyatakan pada Kamis pagi bahwa penembakan rudal balistik berturut-turut setelah dugaan peluncuran kendaraan luar angkasa oleh Korea Utara “mewakili tindakan provokatif yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional.”
Peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara jelas merupakan tindakan ilegal dan secara terang-terangan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara tegas melarang peluncuran teknologi rudal balistik.