Larangan ekspor pasir kuarsa di Indonesia telah meningkatkan produksi panel surya dalam negeri

15 Agustus 2023

JAKARTA – larangan ekspor pasir kuarsa atau pasir silika dapat memicu produksi panel surya atap di Indonesia, kata pengamat industri.

Mengingat sumber daya Indonesia yang melimpah dengan cadangan pasir silika sebesar 25 miliar ton dan pasir silika siap olah sebesar 331 juta ton, pemerintah berharap pelarangan ini akan memicu serbuan produksi produk berbahan dasar silika, termasuk kaca, keramik, dan produk-produk berbahan dasar silika lainnya. bahan bangunan .

Silika adalah unsur utama dari sebagian besar jenis kaca. Bentuk utama silika yang terdapat di alam adalah mineral kuarsa, bahan kristal keras dan transparan yang membentuk sebagian besar kerak bumi.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan rencana untuk melarang pengiriman untuk mendapatkan nilai lebih dari pengolahan komoditas tersebut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan yang baru saja kembali dari Tiongkok dengan membawa komitmen investasi sebesar US$11,5 miliar dari produsen kaca Tiongkok Xinyi Group, menyambut positif gagasan tersebut.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), mengatakan larangan tersebut dapat berdampak positif bagi perkembangan industri sel surya dan modul surya karena akan menjamin ketersediaan bahan baku, termasuk silikon dioksida, bahan baku. untuk kedua produk tersebut.

Indonesia belum memiliki pemasok sel surya dalam negeri, jelas Fabby.

“Perusahaan modul surya mengimpor sel surya dari (luar negeri), baik itu Taiwan, China, atau India. Kemudian sel-sel tersebut dirakit menjadi modul surya. Kami belum punya (fasilitas produksi sel surya di dalam negeri),” ujarnya Jakarta Post Kamis, dijelaskan bahwa silikon dalam sel surya dimurnikan hingga mencapai kadar metalurgi.

“Kemudian berturut-turut diolah menjadi polisilikon, ingot, dan wafer. Wafer ini digunakan untuk membuat sel surya dan panel surya.”

Baca juga: Jokowi kembali dari Tiongkok dengan janji investasi miliaran

Lebih lanjut Fabby mengatakan, jika diterapkan bersamaan dengan rencana pengembangan ambisius industri pengolahan silika, pembatasan tersebut berpotensi membuka jalan bagi rantai pasokan panel surya terintegrasi di Indonesia.

Saat ini Indonesia hanya memiliki industri perakitan panel surya, ujarnya. “Jadi mereka mengimpor sel surya, kaca, dan komponen lainnya. Tidak ada rantai pasokan panel surya di Indonesia. (…) Xinyi Group akan menjadi perusahaan pertama yang membangun industri wafer terintegrasi di Indonesia.”

Xinyi Group telah mengembangkan fasilitas pengolahan hilir pasir kuarsa, yang melimpah di Indonesia.

Perusahaan ini memegang 26 persen pasar kaca global, menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang mengatakan pada konferensi pers pada tanggal 28 Juli bahwa cadangan kuarsa dan silika yang besar di Indonesia dapat menawarkan potensi besar bagi perusahaan. Ia memperkirakan perjanjian tersebut akan menciptakan sekitar 35.000 lapangan kerja di Indonesia.

Xinyi sebelumnya menginvestasikan sekitar $700 juta untuk membangun pabrik kaca di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), kawasan ekonomi khusus di Gresik, Jawa Timur.

Saat ini, Indonesia mengekspor 20 persen dari total pasir kuarsa, sedangkan sisanya digunakan di dalam negeri, menurut Rezki Syahrir, anggota dewan penasihat Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI), yang berbicara langsung dengan CNBC Indonesia pada bulan Agustus. 8.

Namun 80 persen tersebut hanya digunakan untuk keperluan konstruksi, menurut Arya Rizqi Darsono, Ketua Komite Batubara dan Mineral Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), sedangkan sebagian kecil yang diekspor memiliki kemurnian tinggi.

“Di dalam negeri, tidak ada nilai tambah dari apa yang kami lakukan saat ini dengan pasir kuarsa. Yang kita harapkan bisa diolah menjadi semikonduktor, jadi Indonesia harus siapkan dulu fasilitas pembuatannya, baru kita bisa melarang ekspor (pasir kuarsa),” kata Arya dalam wawancara yang sama. “Jangan berhenti mengekspor ketika industri lokal belum matang.”

Pasir silika ditemukan secara alami di berbagai tempat di dunia, antara lain India, Jepang, China, india, dan Australia. Permintaan yang tinggi dari industri kaca dan konstruksi mendorong pertumbuhan pasar di kawasan Asia Pasifik, menurut laporan tahun 2023 yang diterbitkan oleh penerbit intelijen pasar Wawasan Bisnis Keberuntungan.

Ukuran pasar pasir silika global diperkirakan akan meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 7,7 persen dari tahun 2022 hingga 2029, sehingga nilai sektor ini menjadi $18,98 miliar pada tahun 2029, menurut laporan yang sama.

Pengeluaran Sydney

By gacor88