1 November 2022
PUTRAJAYA – Malaysia akan menerima vaksin Covid-19 terbaru yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech pada bulan November, kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin.
“Vaksin asli efektif melawan Omicron dan XBB (sub-varian). Namun saya ingin menginformasikan bahwa Malaysia telah memesan vaksin bivalen dari Pfizer,” ujarnya dalam konferensi pers di sini, kemarin.
Vaksin yang diperbarui, yang disebut vaksin bivalen, dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap virus asli SARS-CoV-2 serta subvarian Omicron seperti BA.4 dan BA.5.
Khairy mengatakan Malaysia telah mengubah pesanan yang ada ke vaksin yang lebih baru, sehingga tidak memerlukan pengadaan tambahan.
Namun, dia menyarankan mereka yang termasuk dalam kategori risiko tinggi untuk mengambil suntikan booster kedua daripada menunggu vaksin bivalen tiba.
Malaysia telah melaporkan empat kasus subvarian XBB yang ditularkan secara lokal, terdiri dari tiga pria dan satu wanita berusia antara 25 dan 51 tahun, dengan kasus terdeteksi di Selangor dan Negri Sembilan.
Seluruh kasus tersebut termasuk dalam Kategori Dua, dengan gejala sedang seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek, dengan satu kasus mengalami infeksi ulang.
Khairy mencatat, penyerapan suntikan booster kedua masih rendah, yakni hanya 519.658 orang yang menerima.
Dia mendorong mereka yang bepergian ke luar negeri untuk berlibur untuk mendapatkan suntikan booster kedua.
Suntikan booster kedua dapat dilakukan empat hingga enam bulan setelah suntikan booster pertama.
“Malaysia mengalami sedikit lonjakan kasus Covid-19 dan belum ada kepastian apakah gelombang tersebut akan bertambah parah.
“Namun, dalam hal tingkat keparahannya, kami mendapati hal ini tidak menjadi perhatian pada tahap ini. Kementerian Kesehatan telah mencatat tren peningkatan kasus,” katanya.
Jumlah kasus pada Pekan Epidemiologi (EW) 43 (23 hingga 29 Oktober) meningkat sebesar 16,5% menjadi 16.917 kasus, dari 14.525 kasus pada EW42. Penerimaan pasien di unit perawatan intensif meningkat sebesar 2% di EW43 dibandingkan dengan EW42.
Khairy juga mencatat, peningkatan kasus Covid-19 di Singapura akibat XBB juga dapat mempengaruhi tren bisnis di Malaysia akibat perpindahan orang antar kedua negara.
“Intinya: kasus sedikit meningkat, rawat inap sedikit meningkat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan; situasi terkendali, tapi kita harus tetap waspada karena kita sedang dalam masa transisi ke fase endemi,” ujarnya.