13 Juni 2023
KUALA LUMPUR – Malaysia akan menerima 2,7 juta dosis vaksin Covid-19 generasi baru (bivalen) sebagai pengganti stok yang hampir habis masa berlakunya yang dimiliki Kementerian Kesehatan.
Wakil Menteri Kesehatan Lukanisman Awang Sauni mengatakan meskipun Malaysia mampu mengganti vaksinnya, hanya 2,5% penduduknya yang menerima suntikan kedua menurut data yang diperoleh.
Oleh karena itu, kementerian mungkin harus memusnahkan vaksin yang kadaluwarsa, tambahnya.
Hal itu disampaikannya saat menutup pembahasan Buku Putih Pengadaan Vaksin Covid-19 sebelum disetujui Dewan Rakyat di sini hari ini (12 Juni).
Menteri Kesehatan Dr Zaliha Mustafa sebelumnya mengatakan kementerian masih melakukan negosiasi dengan Pfizer Sdn Bhd terkait vaksin bivalen Covid-19.
Lukanisman mengatakan, tambahan pembelian dan penerimaan donasi vaksin dari luar negeri turut menyebabkan kelebihan stok vaksin dan hal tersebut tidak sesuai rencana Program Imunisasi Nasional Covid-19 (PICK).
Ia mengatakan hingga 1 Juni, terdapat 8,5 juta vaksin berbagai merek yang telah kadaluwarsa di fasilitas dan gudang penyimpanan vaksin Kementerian.
“Proses pembuangan dan pelaporan stok vaksin dilakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan aset dan prosedur pengelolaan gudang yang berlaku. Pemantauan terhadap pembuangan vaksin juga dilakukan secara berkala,” ujarnya.
Ia juga mengatakan sebanyak 27.550.124 (84,4%) penduduk telah menerima dosis primer lengkap; 16,335,715 orang (50%) menerima dosis booster sementara 823,495 orang atau 2,5% menerima dosis booster kedua mulai tanggal 30 Mei.
Sementara itu, ia mengatakan dari Desember 2020 hingga 30 April 2023, pemerintah menghabiskan RM5,885 miliar, RM5,348 miliar di antaranya melalui Kementerian Kesehatan, sedangkan RM537,5 juta lainnya melalui Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi untuk pelaksanaan PICK termasuk PICKids.
Hal ini dilakukan melalui penggunaan Dana Covid-19 dan Dana Perwalian Nasional.
Selain itu, ia mengatakan Divisi Regulasi Farmasi Nasional (NPRA) menerima 26.717 laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sejak Februari 2021 hingga 30 April lalu dan hanya 1.868 laporan (7%) yang mengalami efek samping serius.
Mengenai Bantuan Keuangan Khusus untuk Efek Samping Vaksin Covid, dia mengatakan 319 permohonan telah diterima dan 150 di antaranya disetujui dengan total pembayaran sebesar R2,5 juta hingga 31 Mei. – Bernama