27 Juli 2022
KUALA LUMPUR – Malaysia akan bekerja sama dalam usaha patungan dengan perusahaan-perusahaan milik negara Tiongkok untuk memproduksi produk minyak sawit di Malaysia yang melibatkan investasi asing langsung (FDI) sekitar RM6 miliar, kata Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.
Perdana Menteri mengatakan Pemerintah Federal akan terus mendorong FDI dalam upaya diversifikasi produk komoditas pertanian yang bernilai tambah tinggi.
“Untuk produk sawit, BUMN Tiongkok akan berkolaborasi dengan perusahaan lokal Malaysia serta Malaysian Palm Oil Board (MPOB) untuk memproduksi minyak nabati hydrotreated (HVO) dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) di Malaysia yang melibatkan FDI senilai RM6 miliar, katanya, kemarin saat peluncuran Malaysia International Agricultural Commodity Expo and Summit 2022.
Diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian dan Komoditas Perkebunan, acara tiga hari ini akan menampilkan para pelaku industri, peneliti dan akademisi berbagi ide terkait industri ini.
“Pembangunan pabrik HVO dan SAF yang pertama akan menjadi salah satu inisiatif paling penting untuk mendorong sektor minyak sawit di negara ini menuju industri berteknologi tinggi dan bernilai tambah,” katanya.
Perusahaan asal Tiongkok (terlibat) adalah Shanxi Construction Investment Group Co Ltd (SCIG) dan Institute of Coal Chemistry, Chinese Academy of Sciences (ICC-CAS), sedangkan perusahaan Malaysia Pengerang Maritime Industries Sdn Bhd (Benalec) dan Sabah Oil and Gas Development Corporation (SOGDC),” ujarnya.
Ismail Sabri juga menunjukkan bahwa sektor komoditas pertanian Malaysia tetap kuat pada RM31,6 miliar pada bulan Februari meskipun ada tantangan termasuk cuaca buruk.
Nilai ekspor komoditas meningkat 5% menjadi RM31,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pada akhir tahun lalu, sektor ini juga mencapai nilai ekspor sebesar RM270,2 miliar, meningkat 39,7% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.
Dia juga mencatat bahwa penekanan akan diberikan pada penggunaan bahan yang diambil dari limbah komoditas di negara tersebut untuk mendorong ekonomi sirkular.
Hal ini termasuk menjadikan sumber daya biomassa sebagai salah satu komponen utama dalam produksi produk bernilai tambah.
“Hal ini akan memungkinkan kita untuk menjadi pusat biomassa, sesuai dengan status negara ini sebagai produsen minyak sawit terbesar kedua dan kontributor industri biomassa terbesar,” katanya.
Ia mencontohkan, Malaysia tetap menjadi pionir dalam penerapan sertifikasi digital untuk produk kayu tropis, yang dikenal dengan Malaysian Timber Certification Scheme (MTCS), yang diakui di seluruh dunia.
Faktanya, produk dari Malaysia digunakan dalam pembangunan Stadion Nasional Jepang untuk Olimpiade Tokyo 2020, katanya.
Malaysia, sebagai salah satu eksportir karet dan produk karet berkualitas tinggi terbesar, akan terus melakukan diversifikasi produknya dan mengubahnya menjadi barang bernilai tinggi, katanya.
“Saya berharap sektor komoditas pertanian terus mendorong perekonomian negara dan membawa stabilitas perekonomian masyarakat,” imbuhnya.
Dalam hal ketahanan pangan, pemerintah menyadari bahwa seluruh dunia, termasuk Malaysia, sedang menghadapi tantangan akibat krisis ekonomi dan geopolitik global, serta perubahan iklim.
“Perkembangan ini akan mempengaruhi pasokan rantai makanan karena beberapa negara telah berhenti mengekspor bahan pakan untuk kebutuhan ternak,” ujarnya seraya menambahkan bahwa pemerintah sedang mendorong pemanfaatan limbah inti sawit sebagai bahan baku alternatif pakan ternak.