8 Juni 2023
KUALA LUMPUR – Malaysia akan menuntut ganti rugi terhadap orang-orang yang mengaku sebagai ahli waris Kesultanan Sulu dan para pendukungnya, kata Datuk Seri Azalina Othman Said.
Dia mengatakan, pemerintah berupaya keras untuk memastikan kedaulatan negara terlindungi dari penggugat yang didukung oleh perusahaan.
“Kami melakukan segalanya untuk memastikan kebenaran terungkap dan kami akan menuntut mereka. Kami akan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mengklaim semua biaya atas apa yang harus kami hadapi,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers kemarin.
Menteri yang membidangi Hukum dan Reformasi Kelembagaan mengatakan di antaranya adalah pemberian 100.000 euro (RM492.000) oleh pengadilan Prancis terhadap penggugat.
Pada tanggal 6 Juni, Pengadilan Banding Paris memenangkan Malaysia, mengesampingkan putusan pengadilan arbitrase Paris sebesar US$14,94 miliar (RM68,8 miliar) kepada penggugat Sulu.
Pengadilan juga membatalkan keputusan Presiden Pengadilan Paris pada tanggal 29 September 2021 yang mengabulkan pelaksanaan putusan arbitrase yang disampaikan pada tanggal 25 Mei 2020 di Madrid oleh arbiter kontroversial Spanyol Gonzalo Stampa. Azalina mengatakan dia tertarik untuk mengetahui siapa yang akan memberi penghargaan 100.000 euro kepada Malaysia.
“Saya belum bisa memastikan siapa yang akan membayar, apakah delapan penggugat atau pemberi dana,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa tindakan terhadap penggugat akan dimulai “segera setelah masalah selesai.”
Dia juga mengatakan pemerintah harus mengeluarkan biaya untuk menghentikan “penipuan Sulu” yang dilakukan oleh penggugat.
“Ada banyak biaya yang harus dikeluarkan, perjalanan kesana kemari, menyewa konsultan dan pengacara dari luar.
“Seseorang harus membayar tagihan kami. Kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan, tapi saya tidak akan memberi tahu Anda apa yang akan kami lakukan, di mana dan bagaimana kami akan melakukannya.”
Azalina mengatakan kasus berikutnya yang melibatkan klaim arbitrase akan disidangkan di Amsterdam pada 27 Juni, dan kasus lainnya di Luksemburg pada bulan September.
Meskipun pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membela kepentingan dan kedaulatan negara dalam semua kasus tersebut, dia mengatakan fokus utamanya adalah pada kasus di Spanyol dimana putusan arbitrase awal berasal.
Dia mengutuk para penggugat karena melakukan “window shopping” dalam upaya untuk menegakkan klaim arbitrase di yurisdiksi hukum lainnya, meskipun putusan awal telah dibatalkan oleh pengadilan Spanyol.
Mengabaikan keputusan pengadilan di Spanyol untuk menghentikan kasus arbitrase Sulu di Madrid pada tahun 2020, Stampa memindahkan arbitrasenya ke Paris di mana pada bulan Februari 2022 ia memberikan penggugat Sulu sebesar US$14,94 miliar.
Pihak berwenang Spanyol saat ini mengambil tindakan pidana terhadap Stampa karena mengabaikan keputusan penghentian kasus arbitrase.
Pada 12 Juli 2022, Malaysia memperoleh perintah penangguhan untuk pemberlakuan penghargaan tersebut.