22 Februari 2022
ISLAMABAD – BAHWA pejabat tinggi perdagangan Pakistan Razzak Dawood mendukung dimulainya kembali perdagangan dengan India mendukung spekulasi bahwa kedua tetangga tersebut mungkin mengadakan pembicaraan di belakang layar untuk meningkatkan hubungan bilateral. Dia percaya bahwa kedua negara harus menghidupkan kembali hubungan perdagangan, yang berakhir setelah pembatalan otonomi India atas Kashmir yang diduduki pada tahun 2019, karena hal ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama Pakistan. Awal bulan ini, pengusaha terkemuka Mian Mohammad Mansha juga menyatakan pandangan serupa, dengan mengatakan bahwa pembicaraan lanjutan antara kedua negara dapat membuahkan hasil positif. Sungguh menggembirakan melihat pejabat pemerintah dan pengusaha mendukung peningkatan hubungan bilateral dan perdagangan regional di Asia Selatan, salah satu kawasan yang paling tidak terintegrasi secara ekonomi di dunia. Sudah menjadi fakta umum bahwa perdagangan regional merupakan salah satu alat terpenting bagi kemajuan ekonomi dan peningkatan daya saing negara-negara di berbagai belahan dunia. Menurut laporan Bank Dunia tahun 2018 mengenai perdagangan antara negara-negara Saarc, Pakistan dan India “secara gabungan menyumbang 88% PDB regional, namun perdagangan di antara mereka bernilai sedikit di atas $2 miliar”. Jumlahnya bisa mencapai $37 miliar, tambahnya.
Perdagangan intra-regional di Asia Selatan termasuk yang terendah, yaitu sekitar 5% dari total perdagangan dibandingkan dengan 50% di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Hal ini berarti bahwa mungkin diperlukan waktu bagi negara-negara Saarc yang miskin untuk dapat memperoleh manfaat dari berbagi perbatasan negara. memilih. Berbagai faktor termasuk tarif dan para-tarif, hambatan non-tarif yang nyata atau yang dirasakan, defisit kepercayaan yang lebih luas, perselisihan politik dan teritorial, terorisme dan biaya konektivitas yang lebih tinggi telah menghalangi negara-negara Saarc untuk berdagang satu sama lain. Namun perselisihan Kashmir yang berkepanjangan antara Islamabad dan New Delhi adalah satu-satunya alasan paling penting yang menyebabkan lemahnya konektivitas ekonomi regional. Hal ini telah memaksa Pakistan dan negara-negara Saarc lainnya untuk beralih ke Barat dan negara lain untuk mencari prospek perdagangan. Terdapat kesadaran yang semakin besar di kawasan ini bahwa hubungan perdagangan yang lebih kuat dan ketergantungan ekonomi timbal balik, seiring berjalannya waktu, dapat membangun lingkungan yang saling percaya, dan membantu negara-negara tetangga menyelesaikan perselisihan politik dan wilayah mereka secara damai. Eropa memahami hal ini setelah berperang dalam dua perang dunia dan akhirnya bergabung menjadi blok ekonomi yang besar dan kuat dengan satu mata uang tunggal. Mengapa negara-negara Asia Selatan tidak bisa belajar dari teladannya dan bekerja sama demi masa depan dua miliar warganya? Hal ini tidak akan terjadi dalam semalam, namun menghidupkan kembali perdagangan di Wagah bisa menjadi langkah pertama.