21 Juli 2022
PHNOM PENH – Rusia telah mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov akan menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-55, yang akan diselenggarakan oleh Kamboja pada 31 Juli hingga 6 Agustus di Phnom Penh.
“Rekan saya di ASEAN memberi tahu saya bahwa Kedutaan Besar Rusia di Phnom Penh telah mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Rusia akan menghadiri pertemuan terkait,” Chum Sounry, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, mengatakan kepada The Post pada 19 Juli.
Persiapan menyukseskan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-55 dan pertemuan terkait yang diselenggarakan di Phnom Penh pada tanggal 31 Juli hingga 6 Agustus oleh Kamboja, ketua ASEAN saat ini, berjalan dengan lancar.
Sounry sebelumnya mengatakan kepada The Post bahwa Kamboja telah mengirimkan undangan kepada semua menteri luar negeri terkait dan sedang menunggu tanggapan mereka.
Pada tanggal 18 Juli, Prak Sokhonn, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Kamboja, Masahiro Mikami.
“Wakil Perdana Menteri Prak Sokhonn menekankan dalam diskusi tersebut bahwa Kamboja, sebagai ketua seluruh pertemuan terkait dan dengan kerja sama serta pengertian dari semua negara yang hadir, akan berusaha mendorong kelancaran kemajuan diskusi,” kata kementerian dalam siaran persnya.
“Duta Besar Mikami Masahiro telah meyakinkan Wakil Perdana Menteri Jepang atas dukungan penuh Jepang atas keberhasilan kepemimpinan Kamboja di ASEAN,” bunyi siaran pers tersebut.
Siaran pers tersebut menambahkan bahwa kedua belah pihak membahas program awal untuk kunjungan Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi yang akan datang, terutama permintaan panggilan persahabatan dengan Perdana Menteri Hun Sen, pertemuan bilateral antara para menteri luar negeri dan penandatanganan surat promes dan dokumen terkait pinjaman. dari Jepang.
Sekretaris Jenderal Akademi Kerajaan Kamboja, Yang Peou, mengatakan pada 19 Juli bahwa pertemuan AMM dan pertemuan terkait sangatlah penting, baik untuk agenda pertemuan maupun pertemuan terkait di masa depan, termasuk Pertemuan Luar Negeri ASEAN-Jepang. Majelis, Majelis ASEAN+3 dan KTT Asia Timur serta Forum Regional ASEAN.
“Pertemuan ini sangat penting karena Kamboja memimpin ASEAN pada saat ketegangan di dunia dan kawasan sedang tegang,” ujarnya.
“Misalnya, Laut Cina Selatan masih menjadi isu hangat, dan Myanmar masih menjadi isu regional. Isu global yang paling penting adalah Ukraina. Kamboja perlu mengoordinasikan permasalahan ini agar KTT ASEAN berjalan lancar. Kami berharap dapat bertemu dan menyelesaikan masalah regional dan global ini bersama-sama,” tambahnya.
Yang Peou menambahkan, setelah bergabung dengan ASEAN pada tahun 1999, Kamboja berhasil memimpin pertemuan ASEAN pada tahun 2002, 2012 dan 2022, termasuk Special ASEAN-US Submission pada bulan Mei.