8 Desember 2022
KUALA LUMPUR – Pakatan Harapan dan Barisan Nasional kemungkinan akan mempertahankan kesepakatan mereka dan tidak bersaing satu sama lain dalam pemilihan enam negara bagian yang dijadwalkan tahun depan, kata analis politik.
Ini terlepas dari hasil pemilihan Padang Serai dan Tioman kemarin, kata mereka.
Rekan senior Akademi Riset Strategis Nusantara Azmi Hassan mengatakan Barisan kemungkinan akan memberi jalan bagi Pakatan di Penang, Selangor dan Negri Sembilan dalam pemilihan negara bagian tahun depan.
“Tapi untuk Kedah, Kelantan dan Terengganu lebih tepat jika Barisan diberi kesempatan oleh Pakatan dalam hal ini,” imbuhnya.
Namun, dia mengatakan pemimpin Barisan dan Pakatan harus bekerja sama atau front oposisi, Perikatan Nasional, akan menjadi pemenangnya.
“Jadi, saya menganggap kerja sama akan terus berlanjut terlepas dari hasil Tioman dan Padang Serai,” imbuhnya.
Azmi juga mengatakan, baik daerah pemilihan Padang Serai maupun Tioman terlalu kecil untuk mencerminkan penerimaan masyarakat terhadap pakta Pakatan-Barisan.
Bahkan demografi kedua wilayah tersebut, kata dia, tidak cukup besar untuk mengukur penerimaan publik terhadap kerja sama kedua koalisi tersebut.
Anggota parlemen Arau Datuk Seri Shahidan Kassim baru-baru ini menyarankan agar Kedah, Kelantan dan Terengganu mengadakan pemilihan negara bagian setelah pemilihan Padang Serai dan Tioman.
Keenam negara bagian tersebut tidak membubarkan majelis negara bagian mereka secara bersamaan dengan Parlemen sebelum pemilihan umum ke-15 (GE15).
Prof Nik Ahmad Kamal Nik Mahmod dari International Islamic University Malaysia mengatakan hasil pemilihan parlemen Padang Serai kemungkinan akan menentukan apakah pakta Pakatan-Barisan diterima oleh pemilih semi-perkotaan dan pedesaan.
“Tapi saya ragu hal yang sama berlaku untuk kursi negara bagian Tioman,” katanya, seraya menambahkan bahwa tidak adil menarik kesimpulan berdasarkan dua pemilihan tersebut.
“Menyimpulkan bahwa kesepakatan itu berhasil di semua tingkatan (masyarakat) agak terlalu dini,” katanya.
Prof Nik Ahmad Kamal juga mengharapkan kemungkinan adanya ayunan suara ke Perikatan, dilihat dari hasil GE15, yang melihat koalisi yang dipimpin oleh Bersatu memenangkan 73 kursi parlemen.
“Kekalahan Perikatan di GE15 memperburuk kemungkinan peralihan suara itu untuk menunjukkan kekecewaan dan dukungan elektoral. Ini semacam balas dendam demi Perikatan. Gelombang suara Melayu untuk Perikatan dapat berlanjut,” tambahnya.
Mujibu Abd Muis, dosen Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan Universiti Teknologi Mara, mengatakan belum ada pengumuman resmi tentang pakta Pakatan-Barisan dan kerja sama mereka saat ini dalam pemilihan Padang Serai dan Tioman didasarkan pada “kesepakatan pria”.
Dia mengatakan kerja sama itu bertujuan untuk menunjukkan itikad baik di antara mereka karena hasil pemilihan kedua tidak akan mengubah status politik saat ini.
Namun, dia mengatakan hubungan mereka dapat berkembang, tergantung pada sidang umum Umno yang dijadwalkan Januari tahun depan dan pemungutan suara partai yang akan dilakukan setelahnya.
Pemilihan Umno, kata Mujibu, akan melihat apakah kubu presiden partai Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi dapat menahan tantangan dari kubu lawan dan mempertahankan posisi mereka.
Faktor lainnya adalah apakah pemerintah persatuan mampu menyampaikan dan menerima umpan balik publik yang positif, tambahnya.
Mujibu juga mengatakan kolaborasi Pakatan-Barisan lebih mudah dibandingkan dengan kolaborasi antara Barisan dan Perikatan karena sama-sama mencari bank suara yang sama.
“Tapi tetap saja mereka akan dinilai oleh pemilih sebagai individu (partai), bukan sebagai koalisi (pemerintah).
“Islam Melayu, antikorupsi, good governance akan menjadi isu penting yang harus dipertanggung jawabkan oleh kedua belah pihak,” imbuhnya.
Ini karena pihak oposisi pasti akan menggunakan isu-isu tersebut untuk mendiskreditkan kolaborasi Pakatan-Barisan, yang mungkin merugikan mereka di kemudian hari dan mungkin sulit untuk dijelaskan kepada akar rumput mereka untuk saat ini, kata Mujibu.