Para pemimpin Muslim terkemuka di Indonesia mengadakan kongres lingkungan hidup

29 Juli 2022

JAKARTA – Para pemimpin Muslim terkemuka di negara ini berkumpul untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak krisis iklim dan memobilisasi dukungan dari jutaan umat Islam di negara tersebut. Forum tersebut, yang disebut Kongres Muslim untuk Indonesia Berkelanjutan, dimulai pada hari Kamis di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta Pusat, yang merupakan masjid terbesar di negara ini, dengan risalah mengenai rekomendasi para pemimpin yang akan dikeluarkan pada hari Jumat. Para peserta termasuk perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), badan kerohanian Islam terkemuka di negara ini, serta dari Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi Muslim terbesar di negara ini.

Peserta juga termasuk akademisi dari Departemen Politik dan Manajemen Universitas Gadjah Mada, serta dari Istiqlal Global Fund (IGF) – sebuah badan filantropi yang dikelola oleh masjid. “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyatukan umat Islam dalam forum bersama, untuk mencari dan mengembangkan solusi terhadap krisis iklim, baik dalam mitigasi maupun adaptasi,” kata Muhammad Ali Yusuf, pemimpin Kongres, dalam siaran persnya, Kamis. Meski sejumlah kelompok Muslim telah melakukan inisiatif lingkungan hidup, kata Ali, banyak yang gagal menjangkau masyarakat luas. Risalah Kongres rencananya akan dibacakan pada hari Jumat sebelum diserahkan secara seremonial kepada Wakil Presiden Maruf Amin, mantan pimpinan MUI.

Selain Ma’ruf, pelantikan pada Jumat nanti akan dihadiri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua NU Yahya Cholil Staquf, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Sekjen MUI Amirsyah Tambunan. Pada akhir tahun 2021, asosiasi yang bertanggung jawab pada kongres tersebut melakukan sejumlah kajian dan jajak pendapat publik mengenai perubahan iklim. Kelompok ini juga mengadakan tiga diskusi kelompok terfokus pada awal tahun ini, yang antara lain berfokus pada peran generasi muda dalam perjuangan melawan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang adil. Organisasi dan tokoh keagamaan terus menjadi pusat upaya negara dalam pelestarian dan keberlanjutan lingkungan, sebagian besar berkat kepercayaan yang diberikan oleh banyak tempat umum kepada lembaga-lembaga tersebut. Misalnya, survei Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2020 menemukan bahwa masyarakat Indonesia paling percaya pada informasi yang diperoleh dari tokoh agama. Tahun lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani perjanjian kemitraan dengan NU yang bertujuan untuk kerja sama dalam upaya lingkungan hidup. Dalam forum yang diadakan oleh Pengurus Pusat NU pada tahun 2019, para pimpinan organisasi tersebut memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan kantong plastik sekali pakai di Tanah Air. Organisasi tersebut menyimpulkan bahwa membuang sampah sembarangan dengan kantong plastik sekali pakai adalah haram karena merusak lingkungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Toto SGP

By gacor88