15 Juni 2023
BEIJING – Kerajinan tradisional produksi garam di kotapraja Tsakhalho di Chamdo, wilayah otonomi Tibet, telah dilindungi oleh undang-undang setempat, kata pejabat kota pada konferensi baru-baru ini.
Menurut konferensi tersebut, peraturan yang melindungi ladang garam tua di provinsi tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Juni. Ini adalah langkah baru untuk melindungi warisan budaya yang berharga melalui undang-undang.
Terletak di persimpangan provinsi Sichuan dan Yunnan dan wilayah otonomi Tibet, Tsakhalho kaya akan mata air garam. Dengan sejarah setidaknya 1.300 tahun, metode produksi garam Tsakhalho masih terpelihara dengan baik.
Lu Sheng, penduduk asli Tsakhalho, mengatakan medan yang berat dan pegunungan yang curam membatasi pertanian, dan orang-orang di kampung halamannya akan melakukan barter kebutuhan hidup dengan menggunakan garam sebagai pembayaran.
“Saat ini situasinya sangat berbeda, namun penduduk desa masih memproduksi garam dengan menggunakan metode lama karena itu adalah bagian dari budaya mereka. Banyak orang yang masih ingin membeli garam buatan tangan tersebut,” kata Lu.
Dahulu, garam merupakan sumber pendapatan utama mereka, dan hingga saat ini garam masih menghasilkan uang karena banyak penduduk desa setempat yang menjalankan bisnis pariwisata. Warga dan pejabat sepakat bahwa keberlangsungan tradisi garam harus tetap dilestarikan.
Peraturan tersebut mencakup ketentuan mengenai perlindungan dan pengelolaan, pemanfaatan yang wajar, tanggung jawab hukum dan ketentuan tambahan, kata He Junhui, wakil direktur Komisi Urusan Legislatif Komite Tetap Kongres Rakyat Chamdo.
“Isi spesifik peraturan tersebut mencakup penguatan tanggung jawab pemerintah untuk lebih mendorong pembangunan berkelanjutan tambang garam dan ladang garam kuno, dan memperjelas objek, prinsip dan ruang lingkup perlindungan, serta meningkatkan langkah-langkah khusus dalam pengelolaan perlindungan,” tambahnya.
Sonam Wangdu, kepala biro kebudayaan kota, mengatakan lembaga peninggalan budaya akan menerima penggunaan yang efektif dengan prioritas perlindungan terlebih dahulu.
“Hal ini untuk mencapai tujuan perlindungan dan pembangunan yang saling menguntungkan dengan membuat budaya tetap hidup,” katanya.
Zeng Qingquan, wakil direktur biro pengembangan pariwisata kota, mengatakan peraturan tersebut memberikan ketentuan yang jelas mengenai perlindungan, pengelolaan dan pemanfaatan rasional sumber daya ladang garam kuno di Kabupaten Markham.
“Ini meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan terpadu antara pemandangan dan pariwisata,” kata Zeng.
Pada tahun 2003, proyek ladang garam didirikan sebagai lembaga peninggalan budaya di tingkat provinsi. Renovasi dilakukan untuk memperbaiki tiang kayu dan panci pengering garam.
Hubungi penulis di (dilindungi email)