16 Juni 2023
JAKARTA – Pemerintah telah menguraikan rencana ambisius untuk merombak pengelolaan dan fasilitas Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dengan fokus utama pada perampingan birokrasi yang selama bertahun-tahun telah membebankan pengelolaan salah satu candi Budha terbesar di dunia tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandigaga Uno mengatakan Presiden Joko “Jokowi” Widodo akan segera menerbitkan peraturan yang memberikan InJourney, sebuah perusahaan penerbangan dan pariwisata milik negara, otoritas tunggal untuk mengelola Borobudur.
Hal ini, kata Sandigaga, diharapkan dapat mempercepat proses pengembangan fasilitas Borobudur yang sedang berjalan, apalagi pemerintah telah menetapkannya sebagai destinasi wisata “super prioritas”.
“Kami berharap (pengembangan Borobudur) sebagai destinasi super prioritas selesai pada September 2024 (…) sehingga dapat membantu percepatan pemulihan sektor pariwisata,” kata Sandigaga usai memberikan sambutan, Selasa. menghadiri rapat kabinet.
Pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk menarik masing-masing 8,5 juta dan 14 juta wisatawan asing pada tahun ini dan tahun depan.
Sandiaga juga mengatakan, Borobudur diharapkan bisa menjadi hub wisatawan Buddha, apalagi agama Budha merupakan agama terbesar kedua di kawasan ASEAN.
Pemerintah berencana meningkatkan pilihan transportasi keluar masuk Borobudur, dengan fokus khusus pada pengembangan jaringan transportasi, termasuk jalan tol dan kereta api, untuk menuju candi dari Bandara Internasional Yogyakarta yang jaraknya kurang lebih 60 kilometer, menurut Sandiaga.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan fasilitas pelengkap di sekitar Borobudur, termasuk desa wisata. Proyek ini diharapkan dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru pada tahun 2024.
Dony Oskaria, Presiden InJourney, mengatakan keputusan Jokowi untuk memberikan hak pengelolaan tunggal kepada perusahaan tersebut akan sangat membantu dalam meningkatkan pengelolaan Borobudur dan pemasarannya di luar negeri.
Selain mengembangkannya sebagai objek wisata, Dony mengatakan pihaknya juga akan fokus pada pelestarian situs arkeologi, menjaga spiritualitasnya, serta memperkuat upaya mengedukasi wisatawan tentang sejarah candi, termasuk dengan membangun museum.
“Kedepannya kami akan mengkaji master plan (pengembangan Borobudur) sesuai instruksi (Presiden),” kata Dony, Selasa.
Sebagai candi Budha tertua di dunia, perdebatan terus berlanjut mengenai cara terbaik bagi Indonesia untuk melestarikan Borobudur, dengan adanya rencana untuk merombak pengelolaan candi tersebut sejak tahun 2016.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan tahun lalu mengusulkan kenaikan harga tiket secara besar-besaran yang bertujuan untuk membatasi jumlah pengunjung dengan harapan mencegah kerusakan struktural lebih lanjut pada kompleks candi.
Rencana tersebut, meskipun disambut baik oleh para arkeolog di negara tersebut, dibatalkan menyusul protes dari komunitas Budha dan pemangku kepentingan di industri pariwisata.
Borobudur baru-baru ini menarik perhatian internasional setelah kedatangan 32 biksu Buddha, yang berjalan kaki dari Thailand, untuk merayakan hari suci umat Buddha Waisak awal bulan ini.
Rombongan memulai ziarah jarak jauh yang disebut juga thudong pada akhir Maret dari Nakhon Si Thammarat, Thailand selatan, selama 10 hari ke Malaysia dan kemudian ke Singapura selama 29 hari. Mereka kemudian melintasi Selat Singapura menuju Batam, Kepulauan Riau, pada 8 Mei. Keesokan harinya, mereka berangkat ke Jakarta dengan pesawat dan berjalan kaki menuju Candi Borobudur.
UNESCO menganggap Borobudur sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada abad kedelapan dan kesembilan pada masa Dinasti Syailendra.
Candi induk berupa stupa yang dibangun tiga tingkat mengelilingi bukit. Strukturnya terdiri dari alas piramidal dengan lima teras persegi konsentris, alas berbentuk kerucut dengan tiga platform melingkar, dan di puncaknya terdapat stupa monumental. Pada platform melingkar, candi ini menampung 72 stupa kerawang, masing-masing dengan patung Buddha.