17 Juli 2023
BANGKOK – Pendukung Partai Move Forward melancarkan unjuk rasa dengan mobil pada hari Minggu untuk menuntut pengunduran diri para senator yang tidak hadir selama pemungutan suara parlemen untuk memilih PM pada hari Kamis.
Protes tersebut, yang dipimpin oleh aktivis politik Arnon Nampa, dimulai di Monumen Demokrasi pada pukul 1 siang, dengan pengendara menuju ke Pusat Seni dan Budaya Bangkok di distrik Pathum Wan.
Arnon mengatakan dia mengadakan unjuk rasa untuk menuntut para senator yang tidak hadir di parlemen pada hari Kamis untuk mengundurkan diri sehingga kandidat PM Move Forward Pita Limjaroenrat tidak memerlukan 375 suara untuk terpilih sebagai perdana menteri.
Piagam tersebut mengharuskan PM dipilih melalui suara mayoritas sederhana dari kedua kamar. Kini terdapat 500 anggota parlemen dan 249 senator, seiring salah satu senator mengundurkan diri pada Rabu lalu.
Pada hari Kamis, 206 senator menanggapi panggilan tersebut, dengan 43 orang tidak hadir. Dari yang hadir, hanya 13 suara yang memilih Pita, 34 suara menentang, dan 159 suara abstain.
Panglima, Panglima TNI, dan Kapolri termasuk di antara mereka yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Arnon mengatakan, kelompoknya ingin menyampaikan tuntutan pengunduran diri secara pribadi kepada pimpinan TNI dan Kapolri, agar aksi unjuk rasa berpindah ke markas terkait sebelum ke pusat seni.
Aktivis tersebut menambahkan bahwa unjuk rasa tersebut bertujuan untuk memaksa para senator menghormati suara masyarakat yang diberikan pada pemilu 14 Mei, di mana Move Forward menang dengan 151 anggota parlemen.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap senator. Kami ingin mengingatkan para senator dan anggota parlemen untuk memiliki hati nurani politik yang benar,” kata Arnon. “Dan kami ingin memberitahu seluruh warga Thailand untuk menyadari pentingnya suara mereka.”
Dia mengatakan hasil pemungutan suara PM pada hari Kamis sama saja dengan merampas hak suara rakyat Thailand yang mereka berikan pada tanggal 14 Mei.
“Jadi, rakyat harus kembali bersatu untuk berjuang agar bisa terbentuk pemerintahan pilihannya untuk menjalankan negara,” kata Arnon.
Dia menambahkan, jika Pita tidak dapat memperoleh cukup suara lagi pada putaran kedua pemungutan suara pada hari Rabu, delapan mitra koalisi harus tetap bersatu dalam mendorong terpilihnya Pita, karena pemimpin Move Forward memiliki legitimasi tertinggi untuk menjadi perdana menteri.
Arnon mengatakan dia tidak mengharapkan mitranya untuk berpindah pihak dan membentuk koalisi tanpa Move Forward, karena mereka tidak akan bisa menjelaskan langkah ini kepada pendukung dan pemilih mereka.
“Tidak mungkin hal ini terjadi karena setiap partai mengejar impian pemilih,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Polsek Samrarnrat Kolonel Pol Thossapol Amphaipipatkul mengatakan, kelompok Arnon telah meminta izin polisi untuk menggelar aksi unjuk rasa mobil dari Tugu Demokrasi hingga pusat seni tersebut.
Thossapol mengatakan para pengunjuk rasa diminta untuk tidak menghalangi arus lalu lintas atau persimpangan. Dia mengatakan, polisi telah mengalokasikan jalur khusus bagi para pengunjuk rasa untuk bergerak guna meminimalkan dampak terhadap arus lalu lintas, dan polisi akan memantau mereka hingga mencapai tujuan.