31 Oktober 2022

PETALING JAYA – Hasil Pemilihan Umum ke-15 (GE15) kemungkinan besar akan berada di tangan hampir 4,5 juta pemilih yang belum memutuskan partai politik mana yang akan mereka pilih untuk memimpin pemerintahan berikutnya.

Dengan pembagian suara yang jelas antara Barisan Nasional, Pakatan Harapan dan Perikatan Nasional, kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan ini akan menjadi sasaran para pesaing.

Berdasarkan temuan lembaga riset Ilham Center, kelompok pemilih ini, yang merupakan seperlima dari seluruh pemilih, masih ragu-ragu memilih partai mana.

“Persaingan antar pihak masih terbuka lebar untuk menjajaki dan menarik dukungannya.

“Suara kelompok ini berpotensi mempengaruhi hasil GE15,” kata Ilham Center dalam studinya.

Bertajuk “Memahami Selera Rakyat” juga disebutkan ada 36% atau lebih dari 7,6 juta pemilih yang tidak memiliki kesetiaan atau obsesi terhadap partai politik mana pun.

“Kelompok ini mempunyai potensi untuk dibujuk selama kampanye dan mereka dapat mempengaruhi hasilnya,” kata perusahaan riset tersebut.

Studi ini merupakan bagian dari survei besar yang dikenal sebagai “Suara Rakyat Malaysia Menuju PRU15” (Suara Malaysia: On the Road to GE15), yang dilakukan oleh Ilham Center bersama dengan dua firma riset lainnya – Huayan Policy Institute dan O2 Research Malaysia.

Hal ini didukung oleh lima media besar, yang pada awal tahun ini membentuk aliansi bernama Media in Arms untuk mengumpulkan sumber daya guna menawarkan konten yang beragam dan mendalam kepada pembaca.

Mereka adalah Sinar Harian, The Star, Sin Chew Daily, Astro Awani dan Malaysia Nanban.

Sebanyak 21.173.638 orang berhak memilih di GE15, kata Komisi Pemilihan Umum (EC).

Menurut Ilham Center, 21% responden tidak yakin siapa yang harus mereka pilih, sementara 35% mengatakan mereka akan mendukung Barisan, diikuti oleh 18% untuk Pakatan, 12% untuk Perikatan dan 14% partai lainnya.

Dikatakan juga bahwa pemilih berusia 18 hingga 29 tahun masih terbuka mengenai partai mana yang akan mereka dukung, sementara Barisan tetap menjadi pilihan koalisi utama bagi warga Melayu dan India.

“GE15 akan menjadi tolak ukur sejauh mana partai mampu memahami keinginan pemilih dengan mengajukan wajah-wajah baru sebagai kandidat,” kata Ilham Center.

Temuan serupa ditemukan dalam penelitian O2 Research Malaysia “Apa Yang Rakyat Mahu?” (Apa yang diinginkan masyarakat?).

Sebanyak 57% respondennya mengatakan mereka telah memutuskan partai mana yang akan mereka pilih, sementara 28% mengatakan mereka condong ke partai tertentu namun masih terbuka untuk berubah pikiran dan memilih partai lain.

Sisanya, 15% respondennya ragu-ragu.

“Sekitar dua perlima pemilih (8,4 juta) masih belum menyelesaikan partai pilihan mereka untuk GE15 dan pemungutan suara yang dilakukan secara langsung akan mempengaruhi hasil pemilu,” kata kedua perusahaan riset tersebut.

Sementara itu, mayoritas responden survei Ilham Center berpendapat pemilihan umum tidak boleh dilaksanakan sampai pemerintah menyelesaikan masa jabatan penuhnya pada 16 Juli tahun depan.

Namun, 83% respondennya menyatakan akan memilih di GE15, sementara 3% menyatakan abstain.

Sisanya sebesar 14% mengatakan mereka masih ragu-ragu.

“Mayoritas pemilih menginginkan GE15 setelah pemerintah menyelesaikan masa jabatan penuhnya.

“Tetapi karena pembubaran Parlemen lebih awal, koalisi harus meningkatkan kampanye mereka untuk mendorong warga Malaysia untuk berpartisipasi dan memberikan suara mereka.

“Komisi Eropa dan lembaga-lembaga terkait harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tingkat partisipasi pemilih,” kata Ilham Center.

GE14 mempunyai jumlah pemilih tertinggi pada tahun 2018 dengan 12,3 juta warga Malaysia datang untuk memilih, dibandingkan GE13 dengan 11,3 juta warga Malaysia yang memberikan suara mereka.

Namun, para analis mencatat bahwa jumlah pemilih di GE15 mungkin lebih rendah karena kelelahan politik dan ketidaktertarikan.

Tingkat partisipasi pemilih yang rendah juga terlihat pada pemilu di negara bagian Melaka tahun lalu dengan 65,85% pemilih yang memenuhi syarat hadir untuk memberikan suaranya, diikuti oleh 54,92% pada pemilu di negara bagian Johor pada bulan Maret tahun ini.

Sebanyak 5.081 warga Malaysia disurvei melalui wawancara online dan tatap muka dalam tiga studi mega-survei tersebut. Penelitian lapangan yang dilakukan Ilham Center ini dilakukan selama dua bulan dengan melibatkan 1.622 responden dari semua segmen ras, jenis kelamin, usia. , pendidikan, latar belakang sosial-ekonomi, tingkat pendapatan dan lokasi di seluruh negeri termasuk Sabah dan Sarawak.

Survei online yang dilakukan O2 Research Malaysia melibatkan 1.105 responden.

Besok, lihat bagian ketiga dari serial What People Want yang membahas tentang perdana menteri pilihan para pemilih di GE15.

daftar sbobet

By gacor88