18 Mei 2022
DHAKA – Perdana Menteri Sheikh Hasina mengimbau masyarakat untuk berhemat dan berhati-hati dalam membelanjakan uang dalam menghadapi perlambatan ekonomi global.
Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada pertemuan Dewan Ekonomi Nasional kemarin sore, kata Menteri Perencanaan MA Mannan pada konferensi pers usai pertemuan.
Perdana Menteri mengikuti pertemuan tersebut secara praktis dari Gono Bhaban.
Menteri mengatakan penghematan harus dilakukan secara normal tanpa rasa takut.
“Sebelumnya, perdana menteri memberikan instruksi tertentu kepada pejabat pemerintah tentang praktik berhemat. Beliau mengimbau pihak swasta dan masyarakat saat ini (kemarin) untuk berhemat,” imbuhnya.
Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan perjalanan luar negeri bagi pegawai negeri sipil, pegawai organisasi otonom, milik negara dan semi-pemerintah serta bank umum dan lembaga keuangan setelah krisis global saat ini.
Perdana menteri telah meminta pihak berwenang terkait untuk memastikan penerapan yang tepat dari arahan pemerintah, kata menteri perencanaan, seraya menambahkan bahwa dia meminta semua orang untuk berhati-hati terhadap penyalahgunaan sumber daya.
“Perekonomian negara ini benar-benar berada pada jalurnya. Kami mencapai pertumbuhan ekonomi kami,” kata Mannan.
Dia mengatakan pemerintah saat ini memiliki lebih dari 1.500 proyek. Dalam pertemuan tersebut, perdana menteri menginstruksikan kementerian terkait untuk memberikan prioritas pada proyek-proyek yang dibutuhkan.
Pertemuan tersebut membahas Proyek Penghubung Rel Jembatan Padma.
Ketika ditanya apakah usulan alokasi tertinggi untuk sektor transportasi dalam rencana pembangunan tahunan (ADP) yang baru merupakan langkah populis menjelang pemilihan umum berikutnya, menteri perencanaan mengatakan bahwa sebagai pemerintah yang pro-rakyat, mereka harus memuaskan masyarakat.
Pemilihan parlemen berikutnya dijadwalkan akan diadakan akhir tahun depan.
Hasina mengatakan dalam pertemuan tersebut: “Saya akan meminta masyarakat untuk sedikit lebih hemat dan berhati-hati. Maka seharusnya tidak ada masalah.”
Dia mengatakan harga komoditas telah meningkat karena situasi dunia dan hal ini harus dikomunikasikan kepada masyarakat.
“Banyak orang di sini yang akan mengkritiknya. Sejak Liga Awami berkuasa, mereka mampu mengendalikan situasi (kenaikan harga) sampai batas tertentu. Bagaimana jadinya jika ada orang lain yang berkuasa? Pertarungan akan dimulai di jalanan, tapi itu tidak terjadi.”
Hasina mengatakan masyarakat harus berhati-hati karena ada tren penurunan ekonomi global dan tampaknya kelaparan sedang terjadi di seluruh dunia. “Kita harus sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang. Kita tidak boleh menghabiskan sumber daya kita secara tidak perlu.”
Ia menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia berdampak besar pada perekonomian negara tersebut, dan mengatakan bahwa masalahnya tidak hanya terjadi di Bangladesh, tetapi di semua negara maju dan terbelakang di dunia.
Ada negara-negara di Eropa yang harga komoditasnya naik 17 hingga 50 persen. Bahkan Jerman pun menghadapi kekurangan minyak nabati, kata perdana menteri, seraya menambahkan bahwa Inggris telah membatasi penjualan minyak goreng sehingga tidak ada yang bisa membeli lebih dari satu liter.
Inflasi di Amerika Serikat telah meningkat di atas 6 persen dan hampir mencapai 10 persen, kata Hasina, sambil menyebutkan bahwa harga solar telah melampaui angka $4 per liter dari $1 dan situasi seperti ini terjadi di seluruh dunia.
“Meskipun demikian, kami mampu menjaga perekonomian kami tetap berjalan. Tapi ada dampaknya karena kita harus impor barang dan harganya naik,” ujarnya.