7 Agustus 2023
PHNOM PENH – Perdana Menteri Hun Sen, dalam kapasitasnya sebagai presiden Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa, bertemu dengan Nguyen Phu Trong, pemimpin Partai Komunis Vietnam (CPV), untuk melakukan pembicaraan mengenai peningkatan persahabatan bilateral dan multilateral yang lebih dalam dan kerja sama.
Diskusi tersebut berlangsung melalui konferensi video pada tanggal 5 Agustus, tak lama setelah hasil resmi pemilu yang menguntungkan CPP. Kedua pemimpin ingin membangun kemitraan yang telah lama terjalin antara kedua negara.
Dalam siaran persnya, CPP mengakui kekaguman Trong terhadap pertumbuhan Kamboja di bawah kepemimpinan Hun Sen.
Trong menyatakan keyakinannya atas kesuksesan bangsa yang berkelanjutan, dengan mengatakan, “Kemenangan ini akan terus terjadi di bawah pemerintahan baru Hun Manet”.
Ia juga menyampaikan dukungan penuhnya terhadap pembangunan yang sedang berlangsung di Kamboja, memastikan bahwa kemajuan dan pencapaian di bawah kepemimpinan saat ini akan terus berlanjut pada pemerintahan baru yang dipimpin oleh putra Hun Sen, Manet.
Kegembiraan Trong terlihat jelas ketika ia merefleksikan penguatan hubungan antara Kamboja dan Vietnam, dan berkomitmen untuk lebih memperkuat hubungan ini, menurut siaran pers.
Hun Sen mengucapkan terima kasih kepada Trong atas surat ucapan selamat dan panggilan telepon setelah kemenangan CPP. Ia percaya bahwa surat dan panggilan telepon tersebut menunjukkan solidaritas, persaudaraan dan kerja sama komprehensif antara kedua negara.
Hun Sen juga berterima kasih kepada CPV atas kepercayaan mereka yang kuat terhadap CPP, terutama dukungan mereka terhadap pemerintahan Manet yang akan datang.
Siaran pers tersebut menguraikan apresiasi timbal balik atas “kerja sama yang erat dan bermanfaat dalam kerangka partai dan pemerintah, meskipun terdapat kesulitan selama pandemi Covid-19 dan persaingan geopolitik”.
Baik Kamboja maupun Vietnam telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk terus memperdalam kerja sama mereka, menghargai semangat bertetangga dan persahabatan jangka panjang dan komprehensif.
Son Sam, peneliti kebijakan di Royal Academy of Kamboja, menekankan pentingnya pembicaraan pasca pemilu ini. Ia mengatakan kedua hal tersebut sangat penting untuk memperkuat kerja sama Kamboja-Vietnam karena kedua negara adalah tetangga.
“Hubungan yang kuat sangat penting bagi Kamboja karena memungkinkan Vietnam menjadi pasar pertaniannya,” katanya.
Ia sangat yakin bahwa hubungan bilateral akan tetap konstan, meskipun ada perubahan dalam pemerintahan, karena adanya saling menguntungkan dan kebutuhan.
“Kamboja bergantung pada Vietnam sebagai pasar pertanian, sementara Vietnam mengharapkan dukungan kebijakan dari Kamboja. Sebab, kedua negara tersebut merupakan anggota ASEAN. Apalagi Kamboja memiliki hubungan yang sangat bersahabat di kancah internasional,” ujarnya.