23 September 2022
KUALA LUMPUR – Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan sedang bersiap menghadapi segala kemungkinan yang timbul dari cuaca buruk yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun karena tidak ada yang bisa memastikan kapan banjir akan melanda negara tersebut, kata Datuk Seri Reezal Merican Naina Merican (foto).
Meski demikian, Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah memberikan jaminan bahwa anak buahnya, nama sandi personel Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, sudah siap dengan baik.
“Karena saya tidak tahu kapan banjir atau pemilu akan terjadi, saya harus bersiap menghadapi keduanya.
“Sebagai menteri yang membawahi Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, saya mengatakan kepada mereka untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Pada saat yang sama, saya akan diwajibkan sebagai anggota partai jika pemilu berlangsung.
“Namun saya yakin pemilu tidak akan dilaksanakan saat banjir, tapi kita tidak akan pernah tahu kapan banjir akan terjadi, bukan?” kata Reezal yang juga anggota Umno Supreme.
Dia mengatakan kekhawatiran mengenai kemungkinan diadakannya pemilihan umum saat banjir merupakan salah satu isu yang diangkat dalam rapat Kabinet pada hari Rabu, namun belum ada keputusan yang diambil.
“Partai (politik) mana pun akan tahu bahwa tidak logis mengadakan pemilu saat banjir,” katanya.
Menteri Perhubungan Datuk Seri Dr Wee Ka Siong juga mengatakan kabinet membahas persiapan pemilu, serta menghadapi kemungkinan banjir.
“Kita harus selalu siap menghadapi banjir, baik bertepatan dengan pemilu atau tidak,” katanya kepada wartawan kemarin setelah meluncurkan program audit publik terhadap infrastruktur yang dioperasikan oleh Prasarana Malaysia Bhd.
“Kita belum tahu pemilunya kapan, tahun ini atau tahun depan. Namun kegagalan dalam mempersiapkan diri menghadapi banjir akan membawa kerusakan yang serius,” katanya.
Mengenai alokasi kursi antar partai komponen, presiden MCA mengatakan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Reezal, yang ditemui Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan saat pengarahan mengenai kesiapan mereka menghadapi musim hujan timur laut, mengatakan hampir 30.000 personel akan bersiaga.
Petugas di daerah rawan banjir dibekukan cutinya.
Dia juga mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan departemen tersebut untuk mempertimbangkan perolehan aset dan teknologi yang lebih canggih untuk misi penyelamatan, termasuk pelampung jarak jauh.
“Aset-aset ini tidak hanya penting untuk menyelamatkan korban, tapi juga personel dari bahaya seperti arus bawah laut yang kuat.
“Kami berharap memiliki setidaknya dua pelampung jarak jauh di setiap negara bagian,” katanya, seraya menambahkan bahwa setiap pelampung berharga R18.000.
Pasukan Pertahanan Sipil (APM) Sabah juga siap menghadapi bencana banjir di sekitar 520 tempat di negara bagian tersebut.
“Kami telah membentuk tim untuk mencari di daerah rawan banjir. Kami melatih masyarakat lokal untuk merespons situasi banjir dan memberi tahu mereka tentang lokasi aman dan tempat berlindung sementara,” kata Dr Norhafifi Ismail, Wakil Komisaris Utama APM.
Dia mengatakan, titik api banjir yang diidentifikasi APM di Sandakan antara lain Kampung Gum-Gum, Kampung Jaya Bakti, dan Kampung Semawang.