30 Agustus 2023
DHAKA – Perdana Menteri Sheikh Hasina kemarin menginstruksikan departemen terkait untuk memulai proses memperoleh pinjaman dari Bank Pembangunan Baru (NDB).
Berbicara kepada wartawan di Kementerian Perencanaan, Menteri Perencanaan MA Mannan mengatakan pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri saat memimpin rapat Komite Eksekutif Dewan Ekonomi Nasional (Ecnec).
Pada tahun 2021, Bangladesh menjadi anggota NDB, menjadi negara pertama yang diterima di lembaga tersebut setelah didirikan pada tahun 2015 oleh BRICS, sebuah aliansi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
“NDB telah membuka jendela baru bagi Bangladesh karena negara tersebut sekarang dapat meminjam dari bank tersebut selain dari pemberi pinjaman lain seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, AIIB dan IsDB,” kantor berita pemerintah BSS mengutip berita utama tersebut. kata menteri. menteri seperti yang dikatakan.
“Ini adalah tanda peningkatan kapasitas kami dan sekarang kami akan dapat mengambil pinjaman yang akan menghasilkan hasil yang lebih baik melalui negosiasi.”
Kabinet menyetujui “Undang-Undang Bank Pembangunan Baru 2023” pada hari Senin.
Pada tahun 2021, Bangladesh menjadi anggota NDB, menjadi negara pertama yang diterima di lembaga tersebut setelah didirikan oleh BRICS pada tahun 2015.
Pada hari yang sama, Sekretaris Kabinet Md Mahbub Hossain mengatakan ketika mitra pembangunan mengeluarkan pinjaman, maka diperlukan perlindungan hukum.
Bank Dunia, ADB dan pemberi pinjaman lainnya juga mempunyai perlindungan hukum yang sama.
Bangladesh sedang dalam tahap akhir meminjam $800 juta dari NDB untuk dua proyek, kata Hossain.
Proyek tersebut adalah proyek pipa gas Dhaka-Narayanganj dan proyek penyediaan air di kawasan Basila ibu kota.
Bangladesh telah setuju untuk membayar modal disetor sebesar $188,4 juta untuk menjadi anggota pemberi pinjaman internasional yang baru. Modal disetor adalah sejumlah uang yang diterima perusahaan dari pemegang saham sebagai imbalan atas saham.
Sebagai anggota, total saham negara tersebut di bank tersebut akan mencapai $942 juta. Dari jumlah tersebut, $753 juta akan dalam bentuk modal dasar.
Bangladesh harus membayar $188,4 juta dalam tujuh kali angsuran selama tujuh tahun. Dan nantinya bisa menyumbang $753 juta dengan membeli obligasi dari bank.
Saat ini, porsi negara di bank sebesar 1,84 persen.
NDB memiliki modal dasar sebesar $100 miliar, yang terbuka untuk berlangganan oleh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejak awal berdirinya, NDB telah memberikan sekitar $30 miliar bantuan pinjaman kepada negara-negara anggota untuk 80 proyek berbeda yang berkaitan dengan infrastruktur fisik dan sosial serta pembangunan perkotaan.
Ecnec kemarin menyetujui 20 proyek yang melibatkan Tk 14,077.86 crore. Diantaranya, 13 baru dan tujuh sudah direvisi.
Dari biaya proyek, Tk 12,409.44 crore akan berasal dari pemerintah, Tk 619.38 crore dari lembaga pelaksana dan sisanya Tk 1,049.04 crore sebagai bantuan proyek.
Pemerintah telah mengambil proyek untuk membangun gedung baru Kolektorat Bagerhat dengan biaya Tk 130,20 crore. Proyek lainnya termasuk modernisasi Taman Anak Hossain Shaheed Suhrawardy senilai Tk 603,80 crore.
Proyek senilai Tk 310 crore telah disetujui untuk menghubungkan jalan sepanjang 300 kaki di Purbachal dengan Madany Avenue.
Pertemuan Ecnec juga menyetujui proposal yang mempertimbangkan perpanjangan waktu untuk lima proyek tanpa revisi biaya apa pun.