27 Juli 2022
JAKARTA – Polda Jambi mengerahkan 330 petugas pada hari Rabu untuk melaksanakan rencana otopsi kedua terhadap salah satu petugas mereka, Brigjen. Nopryansyah Yosua Hutabarat yang dikabarkan tewas dalam baku tembak di kediaman petinggi polisi di Jakarta. Seluruh proses akan dijaga dengan baik agar semua dapat berjalan damai dan lancar, kata Juru Bicara Polda Jambi, Sr. Mulia Prianto seperti dikutip Tempo. Jenazah Yosua dimakamkan di kampung halamannya di Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
Setelah menyelesaikan penyelidikan awal pada hari Jumat, Polri melancarkan penyelidikan penuh atas tuduhan yang dilontarkan keluarga Yosua bahwa kematiannya adalah akibat pembunuhan berencana. Tim yang dibentuk antara lain terdiri dari staf Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum), yang secara eksternal akan dibantu oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Polri. Komisi ( Kompolnas) . Penyidik belum mengeluarkan bukti-bukti yang mendorong penyelidikan mereka, dan belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Investigasi formal terhadap pembunuhan berencana dimulai sehari setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo sekali lagi menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan.
Andika Perkasa, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), secara terbuka berjanji akan menawarkan bantuan dan menyatakan siap mengirimkan dokter forensik terbaik TNI untuk otopsi kedua. Yosua diduga terlibat baku tembak dengan Agen Kedua (Bharada) E pada 8 Juli di kediaman Kepala Urusan Dalam Negeri Polri Irjen. Jenderal Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Yosua dan E masing-masing bekerja di kediaman itu sebagai sopir istri Ferdy dan sekretaris pribadi Ferdy. Berdasarkan laporan polisi sebelumnya mengenai kejadian tersebut, E menemui Yosua setelah mendengar teriakan dari kamar tidur istri Ferdy, yang mengaku Yosua mencoba menyerangnya. Menurut polisi, Yosua mencabut senjatanya terlebih dahulu dan menembak ke arah E sehingga memicu baku tembak antara keduanya yang menyebabkan Yosua tewas. Sebelum kejadian, Yosua menemani keluarga Ferdy dalam perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah, menuju Jakarta. Namun, keluarga Yosua membantah laporan tersebut dan menduga kematiannya direncanakan mengingat banyaknya luka dan lebam yang mereka klaim ditemukan di tubuhnya. Kapolri Ferdy, Kepala Biro Keamanan Dalam Negeri, Brigjen. Umum Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Sr. com. Budhi Herdi Susianto menyusul kontroversi dugaan penembakan mati. (tiga)