23 Desember 2022
JAKARTA – Persiapan menyambut musim liburan akhir tahun pertama tanpa aturan kesehatan masyarakat yang ketat sejak awal pandemi kini sedang berjalan lancar, dan polisi berencana mengerahkan staf untuk menjaga keselamatan masyarakat selama perayaan tersebut.
Polri pada Kamis menggelar apel persiapan Operasi Lilin yang bertujuan untuk memberikan pengamanan pada perayaan Natal dan Tahun Baru, di Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Operasi tersebut juga melibatkan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan relawan sipil.
“Langkah pengamanan akan berjumlah sekitar 166.000 personel gabungan,” kata Kapolri, Jenderal. Ucap Listyo Sigit Prabowo dalam video klip yang diposting di akun Twitter Polri.
Terkait potensi ancaman teroris (saat Natal), kami telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan semua orang benar-benar aman dari gangguan tersebut selama salat (Natal) dan (perayaan) Tahun Baru 2023, ” tambah Listyo. .
Juru bicara kepolisian, Insp. Umum Dedi Prasetyo mengatakan pada hari Senin bahwa Operasi Lilin bertujuan untuk mengamankan lebih dari 52.000 tempat menarik di seluruh negeri mulai Kamis hingga 2 Januari, lapor kompas.com. Ini mencakup lebih dari 41.000 gereja, ratusan stasiun bus dan kereta api, bandara dan pelabuhan, lebih dari 3.700 tempat wisata dan sekitar 1.700 tempat yang akan menjadi tuan rumah perayaan Malam Tahun Baru, serta hampir 3.700 pasar dan pusat perbelanjaan.
Menurut Dedi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mantan pimpinan Ansor, sayap pemuda organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), akan mengirimkan 200.000 anggota kelompok paramiliternya Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk membantu polisi. .
Wisatawan sedang bepergian
Korps Lalu Lintas Polri, kata Dedi, sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk mengurangi kemacetan di jalan raya yang diperkirakan meningkat antara 22 Desember hingga 2 Januari 2023.
Musim liburan akhir tahun ini akan menjadi yang pertama sejak pandemi dimulai di mana pembatasan aktivitas ringan akan diberlakukan, meskipun wisatawan masih memerlukan dosis vaksin COVID-19 ketiga untuk bepergian ke dalam negeri.
Riset awal Kementerian Perhubungan memperkirakan bahwa 16,35 persen penduduk Indonesia, atau sekitar 44,17 juta orang, akan melakukan perjalanan selama musim liburan, naik dari 13 persen pada tahun 2021, namun masih jauh di bawah 55 persen pada tahun 2019.
Jabodetabek diperkirakan akan menjadi penyumbang wisatawan terbanyak, yaitu 7,1 juta orang, disusul Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing 6,2 juta orang dan 5,8 juta orang.
Protokol kesehatan
Meskipun pemerintah menyatakan akan mempertahankan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1, yang merupakan tingkat terendah dari sistem empat tingkat, selama musim liburan, pemerintah telah mengambil langkah-langkah ekstra untuk menghindari risiko kesehatan yang tidak perlu, baik dari penularan COVID-19 atau dari kecelakaan lalu lintas, saat liburan akhir tahun.
Dalam surat edaran yang dikeluarkan pada hari Minggu, Kementerian Kesehatan menginstruksikan lembaga kesehatan daerah untuk membentuk tim khusus yang terdiri dari pekerja medis dan responden pertama untuk membantu pemerintah daerah mendirikan pos kesehatan di sepanjang jalan utama negara. Tim ini juga akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa rumah sakit setempat siap menangani kecelakaan di jalan raya dan kemungkinan peningkatan kasus COVID-19 karena meningkatnya mobilitas, serta menyiapkan layanan vaksinasi yang mudah diakses oleh para pelancong.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan pada hari Rabu bahwa pemerintah sedang bersiap untuk mencabut semua pembatasan aktivitas publik terkait COVID-19 secara nasional pada akhir tahun ini, setelah melihat adanya perbaikan selama 12 bulan terakhir.
Pakar kesehatan masyarakat Tjandra Yoga Aditama menyarankan penggunaan masker di angkutan massal dan di lingkungan ramai serta mengimbau para lansia untuk mendapatkan dosis booster pertama atau kedua sebelum bepergian.
Hanya 33 persen lansia yang menerima dosis booster pertama pada hari Rabu dan 1,5 persen menerima dosis kedua, menurut data Kementerian Kesehatan.
“Jika (siapa pun) mengalami (gejala COVID-19), jangan ragu untuk menjalani tes. Dan bila hasilnya positif, isolasi mandiri atau berobat ke fasilitas kesehatan jika menunjukkan gejala berat,” tambah Tjandra.