Polusi Jakarta dituding sebagai penyebab masalah pernafasan

14 Agustus 2023

JAKARTA – Warga Jakarta mengalami penurunan kesehatan selama seminggu terakhir setelah ibu kota tersebut dinobatkan sebagai kota paling berpolusi di dunia.

Jakarta menduduki peringkat teratas dalam peringkat polusi udara di kota-kota besar menurut perusahaan Swiss IQAir selama hampir seminggu sejak 7 Agustus. Sejak bulan Juni, Jakarta juga secara teratur mencatat tingkat polusi PM2.5 yang “tidak sehat”, yaitu sejenis bahan halus yang dapat terhirup dan dapat masuk ke saluran udara sehingga menyebabkan masalah pernapasan.

Diskusi mengenai polusi udara di Jakarta yang berdampak pada kesehatan sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan pengguna media sosial sejak pekan lalu, dan banyak yang bertanya satu sama lain apakah mereka atau anak-anak mereka pernah mengalami batuk, flu, dan demam yang berkepanjangan.

“Putri saya menderita batuk dan flu selama lebih dari tiga minggu tanpa demam. Obat yang dijual bebas tidak berhasil,” tulis ilustrator asal Jakarta Asmara Wreksono di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada 9 Agustus. “Dan ketika saya membawanya ke rumah sakit, dokter mengatakan dia mengalami infeksi bakteri di tenggorokannya karena polusi udara.”

Asmara mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Sabtu bahwa spesialis telinga, hidung dan tenggorokan yang dia kunjungi mengatakan kepadanya bahwa dia telah mendapatkan banyak kasus seperti yang dialami putrinya yang berusia 10 tahun dalam beberapa minggu terakhir.

Kisah serupa juga dialami oleh orang lain yang tinggal atau bekerja di Jakarta. Analis data bahasa Eres Ferro (25) mengatakan kepada Post bahwa dia belum pulih dari flu dan batuknya selama hampir dua minggu.

Sementara itu, Vidy Aslama, seorang pekerja perusahaan swasta, mengaku baru-baru ini menderita demam, flu, dan hidung tersumbat yang tak kunjung sembuh.

“Bukan hanya saya; hampir semua orang di kantor saya di Tanjung Priok jatuh sakit,” kata Vidy, Sabtu.

Ahli paru Erlang Samoedro mengatakan ada “kausalitas yang jelas” antara meningkatnya kasus infeksi saluran pernafasan dan peningkatan polusi.

“Saya akhir-akhir ini banyak mendapat pasien ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), seiring dengan meningkatnya polusi akhir-akhir ini,” kata Erlang, Sabtu.

Ia menyarankan masyarakat untuk memakai masker saat keluar rumah, atau tetap berada di dalam rumah jika memungkinkan.

Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan pada hari Jumat bahwa jumlah infeksi saluran pernapasan akut tahun ini pada tahun 2018 dan 2019 telah kembali ke tingkat sebelum pandemi.

Dia tidak menyebutkan jumlah dan apa yang menyebabkan masalah pernapasan tersebut, namun Ngabila Salama, kepala divisi pengawasan, epidemiologi dan imunisasi badan tersebut, mengatakan secara terpisah pada hari Jumat bahwa rata-rata terdapat 100.000 kasus ISPA setiap bulannya pada tahun ini.

Meskipun Ngabila mengatakan hal ini adalah pola yang biasa terjadi setelah siklus musim kemarau, pejabat lain di badan tersebut sebelumnya mengatakan polusi udara adalah salah satu kemungkinan penyebab infeksi saluran pernafasan akut.

Kajian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa polusi udara di Jakarta menyebabkan lebih dari separuh penduduknya menderita berbagai penyakit pernapasan. Pada tahun 2019, terdapat sekitar 1,4 juta kasus asma, 200.000 kasus bronkitis, dan 2,7 juta kasus infeksi saluran pernapasan akut di Jakarta, menurut survei yang dilakukan oleh LSM lingkungan hidup, Komite Penghentian Bahan Bakar Utama (KPBB).

Sementara beberapa aktivis menyalahkan tingginya tingkat kabut asap beracun pada kelompok pabrik dan pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Jakarta, seorang pejabat Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan kendaraan bermotor, baik milik pemerintah maupun pribadi, dan musim kemarau adalah salah satu penyebab polusi berat yang terjadi di Jakarta. tertutupi. .

Pemerintahan Jakarta bekerja sama dengan pemerintah pusat dan kota-kota sekitarnya untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian emisi yang lebih ketat untuk setiap kendaraan yang bepergian ke dalam dan di dalam kota dan untuk memperluas jumlah lokasi pengujian emisi dalam upaya bersama untuk mengatasi polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta.

Pengeluaran HK

By gacor88