16 Agustus 2023
JAKARTA – Ketika Jabodetabek berjuang untuk mengekang polusi udara yang sudah berlangsung lama, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyerukan solusi cepat untuk memerangi risiko penurunan minat terhadap acara olahraga mendatang di ibu kota, terutama karena FIBA Undian Piala Dunia Bola Basket. di dekat.
Selama beberapa minggu terakhir, penduduk ibu kota dan kota-kota sekitarnya mengeluhkan memburuknya kualitas udara karena Jakarta, yang terkenal dengan kemacetan lalu lintas dan lingkungan yang padat, menduduki peringkat teratas dalam peringkat kota-kota besar paling berpolusi di dunia menurut perusahaan Swiss IQAir selama hampir seminggu sejak 7 Agustus.
Untuk itu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno memperingatkan bahwa polusi di Jakarta, selain menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk setempat, juga dapat mengancam kesuksesan acara olahraga mendatang.
“Dari segi pariwisata, sudah ada beberapa kejadian yang terkena dampak (polusi udara di Jakarta),” kata Sandiaga di Istana Kepresidenan seusai pertemuan yang diadakan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Senin untuk membahas strategi mengatasi polusi udara tersebut. polusi, Kompas.com melaporkan.
Sandiaga mengutip maraton internasional baru-baru ini yang diadakan di wilayah Jabodetabek, yang penyelenggaranya mengeluhkan kualitas udara yang buruk, sebagai salah satu contoh bagaimana polusi buruk di Jakarta mempengaruhi pariwisata olahraga. Dia tidak merinci nama acara atau penyelenggaranya.
Potensi penurunan pariwisata olahraga menjadi perhatian khusus bagi sektor yang sedang berkembang, terutama karena Jakarta akan segera menjadi tuan rumah turnamen utama bola basket dunia, Kejuaraan Bola Basket FIBA, bersama dengan Filipina dan Jepang.
Jakarta akan menjadi tuan rumah beberapa pertandingan penyisihan grup di Indonesia Arena yang baru dibangun di Stadion Gelora Bung Karno mulai 25 Agustus hingga 3 September.
Stadion Internasional Jakarta juga akan menjadi tuan rumah pembukaan Piala Dunia U-17 FIFA yang sangat dinantikan pada 10 November.
Membaca Juga: Empat kota di Jawa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17
Pihak Sandiaga telah menyiapkan paket liburan bagi mereka yang ingin menyaksikan dua kejuaraan mendatang di Indonesia, sebagai upaya menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke turnamen tersebut.
Pada hari Senin, Sandiaga melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika pihak berwenang gagal mengatasi polusi di Jakarta pada waktunya, lebih banyak penyelenggara acara olahraga mungkin mulai mempertimbangkan kembali untuk mengadakan acara mereka di Jakarta.
“Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya minat berwisata (ke Indonesia), khususnya (ke) wilayah Jabodetabek,” imbuhnya.
Membaca Juga: Polusi udara, tidak ada yang berubah
Setelah rapat kabinet hari Senin, pemerintah mempertimbangkan sejumlah strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi polusi yang semakin buruk di Jakarta, yang menurut Presiden disebabkan oleh memburuknya dampak emisi kendaraan dan industri yang disebabkan oleh musim kemarau yang panjang.
Salah satu strategi yang diusulkan adalah kebijakan bekerja dari rumah bagi separuh pejabat kota. Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pemerintah kota juga akan lebih ketat memantau standar bangunan ramah lingkungan dan menyarankan pemilik mobil dengan kapasitas mesin 2.400 sentimeter kubik atau lebih untuk menggunakan bahan bakar RON-98 dengan oktan lebih tinggi.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan kebijakan empat dalam satu yang akan diterapkan di wilayah Jabodetabek. Hal ini, katanya, akan mendorong pengendara untuk melakukan carpooling dalam perjalanan mereka untuk mengurangi jumlah kendaraan yang menyumbat jalan raya ibu kota.
Membaca Juga: Polusi Jakarta dituding sebagai penyebab masalah pernafasan
Pakar kesehatan masyarakat Tjandra Yoga Aditama memperingatkan bahwa paparan udara Jakarta yang tercemar dalam waktu lama dapat menyebabkan peningkatan kasus baru penyakit pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan atas dan bronkitis, serta memperburuk kondisi mereka yang sudah menderita asma dan penyakit paru obstruktif kronik. (PPOK).
PPOK adalah sekelompok penyakit progresif dan tidak dapat disembuhkan, seperti bronkitis kronis dan emfisema, yang menyebabkan paru-paru meradang, rusak, dan menyempit, sehingga menyebabkan terhambatnya aliran udara dan masalah pernapasan. Hal ini terutama disebabkan oleh asap tembakau, baik dari perokok aktif maupun paparan pasif terhadap perokok pasif, dan paparan polusi udara dalam waktu lama.
“(Otoritas kesehatan) harus melakukan pengawasan yang tepat untuk mengevaluasi komplikasi kesehatan dari waktu ke waktu seiring dengan memburuknya polusi Jakarta,” kata Tjandra, Senin. “(Mereka) juga harus (siap) menghadapi permasalahan kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.