Ratusan orang terluka, ditangkap saat protes di Jakarta berakhir dengan bentrokan pada hari Senin

2 Oktober 2019

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan terjadi pada Senin 30 September menyusul demonstrasi menentang pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat di ibu kota.

Aksi protes yang terjadi di dekat kompleks legislatif di Jakarta pada hari Senin berakhir dengan bentrokan lebih lanjut antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan, yang mengakibatkan ratusan orang terluka, sementara ratusan lainnya ditangkap.

Anies Baswedan, Gubernur Jakarta, mengatakan pada hari Selasa bahwa sekitar 210 orang terluka dalam bentrokan tersebut dan mereka dirawat di berbagai rumah sakit.

“Dari 210 korban luka, hanya 15 orang yang harus dirawat di rumah sakit,” kata Anies tanpa merinci apakah korban luka hanya dari kalangan pengunjuk rasa atau juga aparat keamanan.

Setidaknya 38 pengunjuk rasa yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Pertamina di Jakarta Selatan untuk menerima perawatan, kata juru bicara rumah sakit Agus W. Susetyo.

Ia menambahkan, mereka yang diterima pada pukul 23.20 itu terdiri dari 22 mahasiswa, sembilan pelajar SMA, dan tujuh masyarakat umum.

Seluruh pasien luka dipulangkan dari rumah sakit pada Selasa pukul 12.00, kata Agus.

“Beberapa dari mereka terluka karena terkena batu, sementara yang lain terluka karena tersandung saat berlari,” kata Agus kepada The Jakarta Post.

Kekacauan meletus setelah unjuk rasa yang diadakan oleh ribuan pengunjuk rasa, termasuk aktivis dan pekerja, serta pelajar sekolah menengah dan mahasiswa, yang berbaris menuju kompleks DPR pada Senin sore.

Berbeda dengan aksi unjuk rasa sebelumnya, pengunjuk rasa pada Senin kemarin tidak bisa masuk ke gerbang depan Gedung DPR di Jl. Gatot Subroto selaku polisi memasang barikade sekitar 100 meter dari kompleks. Para pengunjuk rasa mencoba mendobrak barikade, tetapi tidak berhasil.

Pengamanan di sekitar kompleks DPR ditingkatkan saat DPR kemudian menggelar sidang paripurna terakhir masa jabatan 2014 hingga 2019.

Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan Tim Advokasi Demokrasi, yang terdiri dari kelompok advokasi publik, pada pukul 16.30 polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang berkumpul di depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan – yang terletak di sebelah kompleks DPR. .

Ketika pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Demokrasi (AMuKK) berusaha mengakhiri protes dengan mengadakan konferensi pers pada pukul 17.45, polisi mencoba membubarkan mereka dengan menembakkan lebih banyak gas air mata.

Bentrokan berlanjut hingga Senin malam, dengan beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi, yang mencoba membubarkan massa yang mundur dengan menembakkan gas air mata dan suar.

Kerusuhan dilaporkan meluas ke tempat lain di sekitar kompleks legislatif, termasuk Jl. Tentara pelajar di Palmerah dan Jl. Penjernihan di Pejompongan di Jakarta Pusat, serta Jl. Asia Afrika di Senayan, Jakarta Selatan.

Pengunjuk rasa yang mundur ke Pejompongan terus melemparkan batu ke arah aparat keamanan. Tabrakan di Jl. Penjernihan berujung pada pembakaran mobil polisi yang diparkir di Mapolsek Tanah Abang, kompas.com. dilaporkan.

Petugas polisi juga dilaporkan menembakkan gas air mata ke arah Simpang Susun Semanggi dan Kompleks Universitas Atmajaya di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta Pusat, yang menjadi tempat penampungan tim medis yang merawat pengunjuk rasa yang terluka.

Antara pukul 08.21 hingga 21.10, petugas polisi menembakkan gas air mata ke arah jalan sekitar Universitas Atmajaya. “Beberapa pengunjuk rasa yang terluka menderita sesak napas dan terjebak di kompleks universitas,” kata tim tersebut dalam sebuah pernyataan.

Beberapa petugas polisi juga dilaporkan mengejar mahasiswa dan tim medis yang mundur dari kamp rumah dan beberapa dilaporkan menggunakan kekerasan ketika menghadapi pengunjuk rasa, kata tim tersebut.

“Kami telah meminta polisi untuk menghentikan tindakan kekerasan apa pun saat menangani protes. Kami juga menuntut kekuasaan untuk menghukum staf mana pun yang melakukan kekerasan,” kata Tim Advokasi Demokrasi.

Juru Bicara Polda Metro Jaya, Sr. Argo Yuwono pada Selasa mengatakan, sebanyak 519 orang, termasuk mahasiswa dan pekerja, ditangkap karena diduga melakukan kerusuhan saat bentrokan di kawasan sekitar kompleks legislatif.\

“519 orang terduga perusuh tersebut telah diamankan di Polda Metro Jaya dan Polres lainnya (di Jakarta),” kata Argo seperti dikutip kompas.com.

Sekitar 315 orang ditahan di Mapolda Metro Jaya, 157 orang ditahan di Polres Jakarta Barat, dan 36 orang ditahan di Polres Jakarta Utara. Polres Jakarta Pusat menahan 11 orang.

Catatan Editor: Artikel ini telah diperbarui dengan jumlah orang yang ditangkap polisi pada hari Senin karena dugaan kerusuhan.

Judi Online

By gacor88