1 Oktober 2018

Gempa bumi berkekuatan 7,4 skala Richter dan tsunami yang terjadi setelahnya melanda Indonesia bagian tengah pada hari Jumat, menyebabkan kerusakan yang luas.

Korban tewas akibat gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 832 orang, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu sore. Sekitar 821 korban ditemukan di Palu, sedangkan sisanya ditemukan di Donggala.

Badan tersebut juga mencatat, sedikitnya 540 orang terluka akibat gempa dan tsunami tersebut, dan saat ini dirawat di rumah sakit. Sementara itu, 16.372 orang diyakini mengungsi dan saat ini menempati 24 kamp di sekitar wilayah tersebut.

Juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah karena tim penyelamat masih harus mengidentifikasi atau menemukan banyak korban, atau bahkan menjangkau beberapa daerah yang terkena bencana.

Sebagian besar kematian disebabkan oleh orang-orang yang terkubur di bawah puing-puing atau terkena tsunami. Polisi melakukan penguburan cepat dan layak terhadap jenazah setelah mengidentifikasi mereka menggunakan Metode Identifikasi Korban Bencana dan mengambil sidik jarinya.

Ribuan lainnya takut akan kematian

Sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah dilanda semburan lumpur dalam jumlah besar pasca gempa berkekuatan 7,4 SR. Kecamatan Petobo di Kecamatan Palu Selatan, Palu yang terletak 10 kilometer dari laut, dilanda semburan lumpur tersebut. Sekitar 2.000 orang dikhawatirkan tewas di kecamatan tersebut, dan rumah-rumah tersapu lumpur.

Rekaman ponsel mengenai semburan lumpur yang beredar online pada hari Minggu, menunjukkan beberapa bangunan terseret. Video tersebut disertai pesan siaran yang menyebutkan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu sore di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi.

Orang yang merekam kejadian tersebut terdengar berkata, “Ya Tuhan,” ketika rumah-rumah di depannya bergerak.

Video lain yang diposting di Twitter menunjukkan orang-orang berlarian dan rumah-rumah runtuh akibat likuifaksi di lokasi tak dikenal di Palu.

Sutopo Purwo Nugroho, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu, mengatakan telah terjadi likuifaksi tanah, yaitu fenomena alam yang terjadi ketika tanah padat kehilangan kekuatannya dan menjadi seperti cairan akibat tekanan. seperti gemetar saat terjadi gempa.

“Fenomena seperti ini yang kita lihat telah menyapu bersih bangunan-bangunan di beberapa tempat, seperti di Kecamatan Sigi Biromaru di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Palu Selatan,” kata Sutopo.

Keadaan darurat diumumkan

Pemerintah Sulawesi Tengah mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari pada akhir pekan, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara badan tersebut, mengatakan keadaan darurat diumumkan mulai 28 September hingga 11 Oktober.

“Seiring dengan penetapan masa darurat oleh pemerintah, akan lebih mudah bagi pemerintah daerah dan pusat untuk memobilisasi personel, logistik, peralatan, serta uang untuk memenuhi kebutuhan daerah dan masyarakat yang terkena dampak,” kata Sutopo dalam pidatonya. kata pers. sesi informasi pada hari Minggu di Jakarta.

BNPB akan membantu pemerintah daerah pada masa darurat, khususnya terkait penggunaan dana bencana. Pemerintah telah menjanjikan dana bantuan sebesar Rp 560 juta (US$37,6 juta). Jumlah tersebut dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan bantuan di masa depan dan pembangunan kembali infrastruktur.

Selain pemerintah daerah dan BNPB, tim tersebut akan terdiri dari personel TNI, Polri, serta kementerian dan lembaga terkait.

Banyak pihak juga yang mendesak pemerintah segera menetapkan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah sebagai bencana nasional karena besarnya kerusakan yang ditimbulkan. Hingga Minggu, BNPB mencatat sedikitnya 832 orang tewas dalam bencana tersebut.

Namun, Sutopo menepis anggapan tersebut dan mengatakan bahwa kantor pemerintahan daerah di wilayah yang terkena dampak masih utuh. Meskipun terjadi kerusakan, masih ada area yang aman.

Penjelasan gempa bumi

Terletak di Cincin Api, Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Peta Gempa Nasional tahun 2017 mengungkapkan bahwa jumlah sesar aktif di seluruh negeri meningkat dari 81 menjadi 295 sejak tahun 2010.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan, memburuknya sesar Palu-Koro memperkuat guncangan gempa berkekuatan 7,4 SR yang melanda Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Keretakan tersebut merupakan retakan kerak bumi yang membentang dari Selat Makassar hingga Teluk Boni bagian utara di Sulawesi bagian selatan. Itu lewat di bawah pulau Sulawesi.

Pergeseran sesar tersebut diyakini menjadi penyebab gempa besar yang terjadi pada Jumat lalu.

“Peta geologi Sulawesi Tengah tersusun dari batuan yang berumur antara 10.000 hingga 1 juta tahun. Namun sudah rusak sehingga getarannya semakin kuat,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi, Sri Hidayati, Sabtu.

Sri yang terlibat dalam penyusunan peta gempa Indonesia tahun 2017 mengatakan, gempa tersebut merupakan sesar aktif dengan pergerakan berkisar antara 30 hingga 44 milimeter per tahun.

Dia menambahkan bahwa badan tersebut telah mengirimkan peta pergerakan tanah yang rentan kepada pemerintah daerah secara nasional.

Sri menyarankan agar pemerintah daerah memanfaatkan peta geologi tersebut sebagai acuan dalam melaksanakan kebijakan terkait tata guna lahan dan pengembangan tata ruang, serta pembangunan infrastruktur tahan gempa.

pragmatic play

By gacor88