23 Maret 2022
HANOI – Malaysia kini mengakui sertifikat vaksinasi Covid-19 Vietnam sebagai upaya untuk mempromosikan kegiatan pariwisata di bawah kerja sama pascapandemi antara kedua negara, kata Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.
Negara ini membuka perbatasannya pada 15 Maret, sementara Malaysia dijadwalkan membuka kembali perbatasannya pada 1 April.
Vietnam, kata Ismail Sabri, menggunakan vaksin yang disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mengakui sertifikat vaksinasi Malaysia.
“Selain membawa kerja sama yang sudah ada ke tingkat yang lebih tinggi, saya menyampaikan beberapa inisiatif kerja sama baru.
Pertama tentang saling pengakuan sertifikat vaksinasi Covid-19 dimana Vietnam sebelumnya mengakui sertifikat vaksinasi Malaysia (Agustus 2021).
“Dalam pertemuan saya dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, saya memberi tahu dia bahwa Malaysia telah setuju untuk mengakui sertifikat vaksinasi Vietnam,” katanya kepada wartawan Malaysia mengenai hasil kunjungan resminya selama dua hari ke Vietnam yang berakhir kemarin.
Ismail Sabri menyarankan agar kedua negara menyelesaikan proses integrasi aplikasi MySejahtera Malaysia dengan PC COVID Vietnam.
“Integrasi kedua aplikasi ini akan memudahkan perjalanan, terutama melalui gerbang kedua negara. Artinya, masyarakat Vietnam dapat menggunakan aplikasi mereka untuk memasuki negara kami, dan kami dapat menggunakan MySejahtera di Vietnam.
“Ini pasti akan mempromosikan pariwisata kedua negara,” katanya seperti dikutip Bernama, seraya menambahkan bahwa kunjungan tersebut juga memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk ekonomi, investasi dan pariwisata.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemitraan strategis antara Malaysia dan Vietnam, beliau juga menguraikan pendekatan komprehensif yang melibatkan hubungan bilateral antara pemerintah, dunia usaha, dan hubungan antar masyarakat.
Ia mengatakan pertemuannya dengan empat pemimpin Vietnam menunjukkan bahwa Malaysia dan Vietnam tetap sangat berkomitmen untuk melaksanakan kerja sama komprehensif berdasarkan Rencana Aksi (POA) 2021-2025 untuk implementasi Kemitraan Strategis Malaysia-Vietnam.
Ismail Sabri mengatakan, dirinya juga menyarankan agar kedua negara mengadakan program untuk merayakan yubileum emas terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara.
“Saya mengusulkan pertukaran tingkat tinggi bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-50, dimulai dengan kunjungan kenegaraan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc ke Malaysia tahun ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa usulan tersebut diterima dengan baik oleh para pemimpin Vietnam.
Ismail Sabri mengunjungi Phuc di istana presiden pada hari Senin, diikuti dengan pertemuan dengan Nguyen Phu Trong, sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam, dan Vuong Dinh Hue, ketua Majelis Nasional.
Ismail Sabri berbicara sepenuhnya dalam Bahasa Malaysia di semua pertemuan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Datuk Seri Saifuddin Abdullah, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Internasional Datuk Seri Mohamed Azmin Ali, Jaksa Agung Tan Sri Idrus Harun dan pejabat senior lainnya.
Perdana Menteri, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Vietnam atas undangan Chinh, berangkat ke Malaysia kemarin.