27 Desember 2022
JAKARTA – Keluarga yang merayakan Natal menyambut baik kembalinya tradisi liburan klasik, termasuk pergi ke gereja dan pertemuan keluarga, sementara keluarga lain mengambil kesempatan untuk pergi berlibur yang telah lama ditunggu-tunggu selama musim liburan akhir tahun pertama tanpa aturan kesehatan masyarakat yang ketat sejak pandemi dimulai.
Carlos Dharmo, seorang pegawai swasta berusia 42 tahun dari Tangsel, Banten, tidak punya pilihan selain menghadiri kebaktian Natal secara virtual pada tahun 2020 dan 2021 karena pembatasan kehadiran di gereja yang diberlakukan oleh pandemi. Ia sangat gembira akhirnya bisa menghadiri sendiri khotbah malam Natal tahun ini di gerejanya di Jakarta Utara.
“Karena tidak ada batasan (kehadiran) tahun ini, saya bersemangat untuk pergi karena saya tahu ini akan semarak, seperti sebelum pandemi,” katanya kepada The Jakarta Post pada hari Minggu.
Carlos mengatakan sekitar 2.000 orang – hanya 20 persen dari kapasitas maksimum gereja – menghadiri kebaktian hari Sabtu. Mereka termasuk banyak teman Carlos, yang jarang dia temui secara langsung sejak pandemi dimulai.
Tahun ini pemerintah mengizinkan gereja-gereja untuk kembali ke tingkat keterisian penuhnya. Pada tahun 2020 dan 2021, pemerintah membatasi kehadiran kebaktian Natal sebanyak 50 persen dari kapasitas gedung.
Pemerintah telah memutuskan untuk mempertahankan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1, yang terendah dalam sistem empat tingkat, selama musim liburan secara nasional hingga 9 Januari, di tengah rendahnya kasus COVID-19.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi gereja-gereja di sekitar Istana Bogor di Jawa Barat pada Minggu pagi. Dalam video resmi, tampak Jokowi dan Wali Kota Bogor Bima Arya tanpa masker menyapa jamaah gereja yang bersemangat.
Saya melihat betapa bahagianya masyarakat di sini menyambut Natal tahun ini, kata Jokowi di sebuah gereja Protestan.
Selamat berlibur
Bagi banyak keluarga, berkumpul adalah bagian dari tradisi liburan.
“Yang paling seru dari Natal buat saya adalah semua anggota keluarga besar saya menghabiskan waktu seharian bersama di rumah saya,” kata Ivan Pratama, warga Tangsel, 25 tahun, pada Minggu.
Meskipun Ivan bisa berkumpul dengan keluarganya selama pandemi, pertemuan Natal tahun ini adalah yang pertama dalam beberapa tahun di mana anggota keluarganya dapat dengan bebas berbincang dan makan bersama tanpa takut akan penularan COVID-19.
“Sebelum tahun ini, semua orang selalu mendapat informasi. Kami tidak akan melepas masker atau terlalu dekat satu sama lain,” tambahnya. “Tetapi tahun ini kami merayakan Natal seperti sebelum pandemi.”
Sementara itu, Elisabeth Sulastri, 81 tahun, dari Kabupaten Tangerang, Banten, dan keluarganya melakukan perjalanan ke Bali untuk berlibur menjelang Natal yang “normal” tahun ini.
“Tentu saja saya punya ketakutan. Tapi, setelah hampir tiga tahun praktis menyerah di rumah, saya benar-benar harus pergi berlibur,” ujarnya.
Awal bulan ini, studi pendahuluan Kementerian Perhubungan memperkirakan 16,35 persen penduduk Indonesia, atau sekitar 44,17 juta orang, akan melakukan perjalanan selama musim liburan akhir tahun.
Peningkatan keamanan
Polri, dengan bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan relawan sipil, mengerahkan lebih dari 160.000 personel gabungan ke lebih dari 52.000 tempat wisata di seluruh negeri, termasuk 41.000 gereja, untuk menjaga keamanan masyarakat selama liburan Natal – dan Tahun Baru. .
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan pada hari Kamis bahwa peningkatan tindakan pengamanan dimaksudkan untuk menghentikan potensi ancaman teroris terhadap pertemuan Natal dan perayaan Tahun Baru.
Untuk itu, Listyo bersama Panglima TNI yang baru dilantik Laksamana. Yudo Margono, mengadakan pemeriksaan keamanan di Gereja Katedral Jakarta pada Sabtu malam, lapor kompas.com.