21 Desember 2022
KANTU – Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah telah memutuskan bahwa semua korban banjir harus mematuhi pihak berwenang jika mereka diperintahkan untuk mengungsi ke pusat bantuan sementara.
Yang Mulia juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di pesisir timur semenanjung untuk tetap waspada saat cuaca buruk ini dan tidak membiarkan anak-anak bermain atau mendekati air banjir.
“Saya ingin berpesan kepada masyarakat, khususnya di wilayah terdampak banjir di Pahang, Terengganu, dan Kelantan, untuk tetap waspada di musim hujan ini.
“Saya juga berharap kebersihan menjadi prioritas di semua pusat bantuan,” katanya seperti dikutip Bernama kemarin saat mengunjungi korban banjir di SK Beserah di sini.
Ia didampingi Bupati Pahang Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah.
Turut hadir Ketua Komite Kesejahteraan Sosial, Perempuan, Keluarga dan Pembangunan Masyarakat Datuk Sabariah Saidan, Kapolri Datuk Seri Ramli Mohamed Yoosuf, Direktur Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Datuk Dr. Wan Mohammad Zaidi Wan Isa, dan Direktur Departemen Kesejahteraan Sosial, Datuk Zulkhairi Zainol Abidin. .
Di Kuala Terengganu, penolakan sejumlah korban banjir untuk dievakuasi ke pusat bantuan menimbulkan tantangan bagi pihak berwenang, khususnya petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan.
Direktur Departemen Keselamatan Kebakaran Datuk Ahmad Izram Osman mengatakan ini adalah salah satu tantangan yang dihadapi personel penyelamat meskipun operasi evakuasi dan penyelamatan sejauh ini berjalan lancar.
“Meskipun kita terbiasa menghadapi situasi seperti ini, hal ini bisa menjadi tantangan yang cukup besar bagi kita ketika terjadi keadaan darurat atau bencana seperti banjir.
“Saya selalu mengingatkan seluruh petugas pemadam dan penyelamat, selain kekuatan fisik, kesabaran juga penting untuk menjamin keberhasilan misi penyelamatan,” ujarnya saat melakukan evakuasi di Kampung Pulau Rusa Hulu, Senin.
Ahmad Izram mengatakan meski tidak mudah meyakinkan sejumlah warga terdampak untuk mengungsi, namun jajarannya tetap berkomitmen untuk memastikan keselamatan semua orang.
“Sukses bagi kami jika para korban banjir bersedia dievakuasi… kami melakukan ini semata-mata karena kami ingin mencegah kejadian yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Dalam operasi tersebut, Ahmad Izram terlihat membujuk sejumlah korban banjir yang enggan pindah meski rumahnya terendam banjir hingga setinggi pinggang.
Di antara mereka yang akhirnya mengikuti saran staf penyelamat untuk pindah ke pusat bantuan adalah seorang wanita lanjut usia yang hanya ingin dikenal sebagai Nek Mah, 70 tahun.
Selain Nek Mah, 28 korban lainnya dari 10 keluarga di kota tersebut juga dievakuasi ke SK Bukit Losong dalam operasi yang berakhir setelah tengah malam.