28 Juni 2023
ISLAMABAD – Gedung Putih mengutuk keras pelecehan online terhadap seorang reporter yang menanyai Perdana Menteri India Narendra Modi tentang hak-hak agama minoritas selama konferensi pers bersama dengan Presiden AS Joe Biden di Washington minggu lalu, hal itu terungkap pada hari Selasa.
Menurut Hindustan Times, Sabrina Siddiqui dari Wall Street Journal bertanya kepada Modi tentang apa yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan hak-hak Muslim dan minoritas lainnya di India.
“Langkah-langkah apa yang ingin Anda dan pemerintah ambil untuk meningkatkan hak-hak umat Islam dan kelompok minoritas lainnya di negara Anda dan menjaga kebebasan berpendapat?” dia bertanya kepada Perdana Menteri India.
Menanggapi pertanyaan dalam bahasa Hindi, Modi mengatakan, “Dalam nilai-nilai demokrasi India, sama sekali tidak ada diskriminasi, tidak berdasarkan kasta, kepercayaan, usia atau lokasi geografis apa pun.
“Memang benar, India adalah negara demokrasi. Dan seperti yang juga disebutkan oleh Presiden Biden, India dan Amerika, keduanya negara, demokrasi ada dalam DNA kita. Demokrasi adalah semangat kami. Demokrasi mengalir di pembuluh darah kita. Kita hidup dalam demokrasi,” kata laporan itu mengutip pernyataannya.
Laporan Hindustan Times mengatakan bahwa Siddiqui sejak itu menghadapi “trolling online di berbagai platform media sosial”.
Sebuah laporan oleh Wire tiga hari lalu juga mengatakan bahwa Siddiqui telah menjadi sasaran “serangan yang ditargetkan oleh pengguna media sosial pro-Hindutva, terutama di Twitter”.
“Serangan daring terhadap Siddiqui, yang menyoroti warisan Muslimnya dan hubungannya dengan Pakistan karena memiliki orang tua dari negara itu, dipimpin oleh kepala sel informasi BJP, Amit Malviya,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa hal itu juga menyebabkan hal tersebut. Siddiqui memposting foto dirinya di Twitter menyemangati tim kriket India bersama ayahnya yang lahir di India.
Masalah ini diangkat dalam konferensi pers pada hari Senin oleh John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Reporter pada pengarahan tersebut mencatat bahwa Siddiqui telah menjadi sasaran “pelecehan online yang intens oleh orang-orang di India,” termasuk beberapa politisi yang memiliki hubungan dengan pemerintah BJP, dan meminta tanggapan Gedung Putih.
“Kami mengetahui laporan pelecehan itu. Itu tidak bisa diterima. Dan kami benar-benar mengutuk segala bentuk pelecehan terhadap jurnalis di mana pun dan dalam kondisi apa pun,” kata Kirby.
“Hanya saja – itu sama sekali tidak bisa diterima. Dan itu bertentangan dengan prinsip demokrasi yang –itu –Anda benar– ditampilkan pada kunjungan kenegaraan pekan lalu,” ujarnya.