10 Juli 2023
JAKARTA – Hujan deras di Keresidenan Lumajang, Jawa Timur, memicu tanah longsor dan semburan lumpur material vulkanik, yang disebut lahar, dari dekat Gunung Semeru, memutus beberapa jembatan, menewaskan tiga orang dan membuat hampir 600 warga mengungsi.
Hujan deras berjam-jam menyebabkan tanah longsor di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang pada Kamis malam. Lumpur setinggi tiga meter dan tumbuh-tumbuhan yang tumbang menutupi sebagian jalan penting di distrik tersebut.
Beberapa jam kemudian, tanah longsor melanda distrik Pronojiwo yang berdekatan, menewaskan tiga orang keluarga, yang terdiri dari seorang suami, istri dan anak laki-laki mereka yang berusia 4 bulan.
Sekitar pukul 10.00, tiga sungai di Lumajang – Besuk Bang, Besuk Sang, dan Besuk Kobokan – jebol. Ketiganya bermula dari Gunung Semeru, gunung berapi aktif, dan meluap lahar.
Bencana ini menghancurkan enam jembatan lainnya di kabupaten tersebut, termasuk Jembatan Kaliglidik, yang menghubungkan Lumajang dengan kabupaten tetangga, Malang. Hal ini juga menyebabkan distrik Pronojiwo dan Tempursari untuk sementara terputus dari bantuan.
Meskipun lahar biasanya terjadi saat terjadi letusan gunung berapi, lahar juga dapat disebabkan oleh erosi endapan abu vulkanik saat hujan deras.
Serangkaian bencana tersebut mendorong pemerintah Lumajang untuk mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu pada hari Jumat ketika pasokan darurat dan layanan bantuan bencana mengalir ke daerah tersebut.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Sabtu pagi, sebanyak 571 warga telah mengungsi ke salah satu dari 13 titik pengungsian, meski diperkirakan jumlahnya akan bertambah seiring dengan terus berlanjutnya operasi pencarian dan penyelamatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang pada Sabtu melaporkan berhasil membuka kembali jalan penghubung Lumajang Malang.
“Pada (Sabtu) sore, kami berhasil membuka kembali jalan (Lumajang-Malang) yang sebelumnya seluruhnya tertutup longsor (puing-puing). Kini kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa melintas,” kata Patria, Plt Kepala BPBD Lumajang.
Lebih dari 135 staf Dinas Sosial Jawa Timur dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur telah dikerahkan ke Lumajang untuk membantu upaya bantuan bencana.
Dinas Sosial juga telah mengirimkan stok (makanan) untuk membantu pembukaan dapur umum sementara, serta perlengkapan tidur untuk 30 keluarga, kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu, seperti dikutip dari Antara. Kompas.id.
Dinas Kesehatan Jatim, kata Khofifah, juga mengirimkan obat-obatan ke tempat pengungsian di Candipuro dan Pronojiwo serta mengirimkan dokter dan perawat untuk memeriksa warga terdampak.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, yang berada di Lumajang pada hari Sabtu untuk meninjau upaya bantuan, mengatakan bahwa salah satu alasan banyaknya pengungsi adalah karena banyak yang menolak meninggalkan “zona bahaya” Gunung Semeru untuk pergi. bergerak ke rumah-rumah yang baru dibangun jauh dari gunung berapi.
“Ada segelintir keluarga yang seharusnya pindah (jauh dari Gunung Semeru) tapi menolak pindah,” kata Muhadjir, Sabtu, dilansir Antara. “Mereka masih tinggal di zona bahaya Gunung Semeru.”
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Jawa Timur akan mengalami peningkatan curah hujan hingga 13 Agustus.