30 Agustus 2023
JAKARTA – Penentangan berkembang terhadap rencana pendirian patung bapak pendiri Indonesia, Sukarno, setinggi 100 meter di pusat ekonomi baru di Jawa Barat, karena beberapa pengamat mempertanyakan urgensi dan tujuan proyek mahal tersebut.
Patung Sukarno yang akan menjadi patung tertinggi di Tanah Air ini merupakan bagian dari proyek yang sedang berlangsung untuk mengubah lahan seluas 1.270 hektar di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat, yang sebelumnya digunakan untuk budidaya teh, menjadi ‘untuk mengubah lahan hijau. kota sebagai pusat ekonomi baru bagi provinsi tersebut.
Proyek kota hijau, yang dipimpin oleh raksasa pengembangan properti Ciputra dan perusahaan perkebunan milik negara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, diperkirakan menelan biaya hingga Rp 10 triliun (US$655 juta), di mana sekitar Rp 15 miliar akan digunakan untuk proyek tersebut. membangun patung itu. diri sendiri.
Konstruksi patung tersebut akan dimulai tahun depan, dan akan dipelopori oleh pematung terkenal Bali Nyoman Nuarta, yang portofolionya mencakup patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan istana negara yang akan segera dibangun di ibu kota baru negara, Nusantara. proyek.
Namun, warga sekitar dan sebagian umat Islam menentang keras pembangunan patung Soekarno dengan alasan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk patung tersebut sebaiknya dibelanjakan di tempat lain.
Pekan lalu, kelompok yang menamakan dirinya Forum Ulama dan Advokat Jawa Barat (FUTA) menggelar aksi protes di depan Gedung Sate Kota Bandung, yang merupakan kantor Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menuntut Ridwan berencana menarik kembali patung tersebut. media lokal melaporkan.
Protes serupa juga diadakan awal bulan ini oleh kelompok lain cabang Jawa Barat yang disebut Aliansi Gerakan Islam (API).
Selain salah sasaran dalam bidang ekonomi, kedua kelompok juga menuding rencana pembangunan patung tersebut bertentangan dengan salah satu hadis dalam Islam yang melarang pembuatan patung atau gambar makhluk hidup baik manusia maupun hewan dalam bentuk utuh.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang merupakan lembaga ulama tertinggi di tanah air, menyatakan tidak ada masalah dengan pembangunan patung Bung Karno, namun patung tersebut tidak perlu berukuran besar.
“Saya melihat tidak ada masalah menjadikan patung sebagai karya seni yang mengenang sejarah. Tapi skala (patung Soekarno) dan anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikannya pasti bisa dianggap buang-buang (uang), ”Muhammad Cholil Nafis, Ketua Dakwah Islam, men-tweet pada hari Jumat.
Patung itu, lanjutnya, juga merupakan ujung dari pendewaan terhadap Soekarno. “Sedangkan (pahlawan nasional lainnya) cenderung dilupakan. Itu tidak adil,” kata Cholil.
Pengaruh Soekarno dalam politik Indonesia masih hadir hingga saat ini melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Membela proyek tersebut, Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan melalui media sosial menjelaskan bahwa anggaran untuk proyek tersebut akan diperoleh dari investor yang ingin mengembangkan kawasan Walini.
“Pemerintah (Bandung Barat) tidak menyisihkan anggaran untuk pembangunan patung tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” kata Hengky melalui Instagram, 16 Agustus.
Peletakan batu pertama patung tersebut dilakukan pada bulan Juni dan dihadiri oleh Ridwan serta anggota PDI-P. Ridwan, politisi Partai Golkar, akan berakhir masa jabatan gubernurnya bulan depan.