11 Mei 2023
SINGAPURA – Para pemimpin Asia Tenggara akan bertemu minggu ini di kota pelabuhan menawan yang dikenal sebagai “pintu gerbang para naga” dan salah satu dari “10 Bali baru” di Indonesia.
Labuan Bajo adalah sebuah desa nelayan yang dulunya sepi dan terletak di bagian paling barat Pulau Flores, di sebelah timur wilayah Nusa Tenggara Indonesia.
Pulau ini menjadi titik awal bagi Kepulauan Komodo dan Rinca, rumah bagi koloni komodo, kadal terbesar di dunia, yang dikenal perlahan-lahan memangsa dan membunuh mangsanya dengan gigitan yang menyerupai ramuan racun mematikan dan bakteri mematikan. .
Labuan Bajo adalah pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo, di mana selain melihat biawak, wisatawan juga dapat mendaki daerah yang indah, bermain-main di pantai berpasir putih, dan menyelam di perairan jernih yang merupakan rumah bagi sekelompok besar terumbu berwarna-warni dan makhluk air eksotis.
Destinasi populernya adalah Pulau Kanawa, surga dengan pantai seputih kapur dan perairan biru kehijauan yang menyaingi pantai terbaik di Thailand dan Filipina.
Pulau lainnya adalah Pulau Kalong yang menampilkan ribuan kelelawar – naga terbang – yang keluar dari guanya untuk mencari makan di Pulau Flores saat matahari terbenam.
Jalan utama Labuan Bajo, Jalan Soekarno Hatta, merupakan arteri sibuk yang dipenuhi restoran, rumah makan lokal, kafe, agen perjalanan, dan toko alat selam.
Sekitar 4 km dari pusat kota terdapat “gua cermin” – Batu Cermin – yang memiliki deretan stalaktit dan stalagmit yang mempesona serta cahaya yang merembes melalui atap gua dan memantulkan berbagai permukaan jernih dan genangan air untuk menerangi seluruh bagian gua. gua. .
Cara terbaik mencapai Labuan Bajo adalah dengan terbang ke Bandara Komodo. Ada beberapa penerbangan harian dari Jakarta, Denpasar dan Surabaya yang dilayani oleh Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, Citilink Indonesia dan Super Air Jet.
Labuan Bajo merupakan salah satu dari “10 Bali baru” yang ingin dikembangkan Indonesia untuk lebih mendukung industri pariwisatanya.
Tapi ukurannya kecil, dengan jumlah penduduk hanya di atas 5.000 jiwa.Dengan luas daratan 13 km persegi, seukuran Ang Mo Kio di Singapura, bisa dijelajahi dari ujung ke ujung dalam waktu sekitar dua jam berjalan kaki.
Labuan Bajo kini berada pada titik kritis. Tujuannya adalah untuk menarik setidaknya 500.000 wisatawan per tahun, atau lima kali lipat dari kapasitas yang bisa ditampung saat ini.
Jadi lebih banyak akomodasi dan fasilitas wisata direncanakan.
Namun, rencana perluasan ini mungkin akan mengorbankan pesona kota kecil dan suasana santai Labuan Bajo.
“Di surga semakin sibuk,” kata situs perjalanan Lonely Planet.