Tiongkok secara agresif melakukan ekspansi ke Afrika.
Kenya Broadcasting Corporation pada hari Sabtu menandatangani perjanjian kemitraan dengan Administrasi Radio dan Televisi Nasional Tiongkok yang akan membuat lembaga penyiaran nasional tersebut menyiarkan drama TV Tiongkok yang populer. Bulu terbang ke langit.
Drama tersebut merupakan serial sebanyak 55 episode yang akan ditayangkan oleh stasiun penyiaran nasional Channel one TV hingga Juni tahun depan.
Berbicara pada acara peluncuran di Nairobi, Kenya, Dr Naim Bilal, direktur pelaksana Kenya Broadcasting Corporation, mengatakan serial TV tersebut di-dubbing ke dalam Standar Kiswahili, salah satu bahasa resmi di Kenya, agar menarik bagi banyak orang.
“Kami meninjau serial tersebut, melihat kualitas dan kontennya serta kualitas bahasanya, dan kami sepenuhnya puas bahwa ini adalah drama yang akan menghibur masyarakat Kenya,” kata Bilal.
Dia mengatakan kemitraan ini merupakan tonggak penting yang menunjukkan banyaknya katalog program pertukaran antara Tiongkok dan Kenya.
“Layar TV Kenya dibanjiri konten dari barat, jadi cukup menyegarkan bahwa kami akan menyiarkan konten dari Tiongkok. Bulu terbang ke langit adalah kisah cinta dan perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan, yang melintasi semua budaya dan kami berharap ini akan berdampak positif pada masyarakat Kenya,” katanya.
Ke depan, Bilal mengatakan mereka akan menjajaki bidang kerja sama yang lebih dalam, termasuk kemungkinan mengekspor konten ke Tiongkok.
“Kami telah mengundang warga Tiongkok untuk mengapresiasi produksi lokal kami dan kami juga menantang pembuat konten lokal untuk menjelajah ke luar Kenya guna melihat bagaimana mereka dapat memasarkan konten mereka ke khalayak global yang lebih luas seperti Tiongkok. Produksi lokal kami juga bisa di-dubbing dengan bahasa lain sesuai pasar,” ujarnya.
Zhu Zhengwen, Direktur Divisi Konten, Departemen Drama TV dari Administrasi Radio, Film dan Televisi Negara, berkata Bulu terbang ke langit menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana orang-orang biasa bekerja keras untuk meningkatkan cinta mereka dan berharap bahwa masyarakat Kenya akan menyukai cerita tersebut.
Ia mengatakan masyarakat menyukai konten video yang menampilkan ideologi dan emosi, selain memiliki manfaat besar dalam menampilkan sejarah, masyarakat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia.
Sejak tahun 2003, Zhu mengatakan mereka telah membuat lebih dari 150.000 episode setiap tahunnya. “Kami memiliki konten yang beragam antara lain sejarah, fantasi, Kung Fu, perang, dan romansa modern,” ujarnya.
Zhu mengatakan bahwa Tiongkok memiliki banyak kesamaan dengan Kenya dan budaya adalah kunci keseimbangan komunikasi mereka, oleh karena itu diperlukan lebih banyak kerja sama di bidang ini.
Dia mengatakan Tiongkok telah bekerja keras untuk mewujudkan impian Tiongkok, sama seperti warga Kenya yang telah bekerja keras untuk menumbuhkan perekonomian negaranya dan meningkatkan taraf hidup mereka.