Pembentukan inti Indo-Pasifik – Asia News Network Asia News Network

21 Maret 2023

JAKARTA – Pengumuman Australia bahwa mereka akan membeli kapal selam bertenaga nuklir dari Amerika meningkatkan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik yang sudah tegang, dan kini ditambah lagi dengan faktor nuklir. Hal ini tentu saja membuat marah Tiongkok, yang menjadi sasaran pengembangan militer Australia, dan menimbulkan kekhawatiran bagi negara lain, termasuk Indonesia.

Memang ini bukan senjata nuklir, namun memperoleh teknologi nuklir untuk membangun kapal selam membawa Australia satu langkah lebih dekat untuk menjadi negara dengan tenaga nuklir. Hal ini menjadi preseden dalam mengeksploitasi klausul non-proliferasi angkatan laut nuklir dalam Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), yang dirancang untuk mencegah lebih banyak negara memperoleh senjata nuklir dan menjaga keamanan dunia.

Kepastian Canberra bahwa mereka akan tetap berpegang pada NPT dan menunjukkan rekam jejak yang baik tidak menjamin bahwa negara-negara lain tidak akan mengikuti jejaknya, atas nama melindungi kedaulatan atau alasan lainnya. Kita sudah mempunyai lebih dari sekadar negara-negara pembangkit tenaga nuklir di kawasan Indo-Pasifik. Kita bisa melakukannya dengan lebih sedikit, dan tidak lebih. Tindakan Australia berbahaya karena membuka jalan bagi denuklirisasi penuh di wilayah tersebut.

Kesepakatan kapal selam yang diumumkan pekan lalu berada di bawah naungan perjanjian pertahanan trilateral yang dikenal sebagai AUKUS yang melibatkan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Didirikan pada tahun 2021 dengan tujuan untuk melawan pertumbuhan kekuatan militer Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Saat ini, lebih dari sebelumnya, Australia menjalankan reputasinya sebagai wakil sheriff yang ditunjuk sendiri di belahan dunia ini untuk Amerika Serikat, sebuah istilah yang secara kebetulan diciptakan pada tahun 1992 oleh perdana menteri saat itu, John Howard.

Kesepakatan tersebut, yang akan merugikan pembayar pajak Australia sebesar A$368 miliar (US$244 miliar) selama tiga dekade mendatang, akan mencakup pengiriman dua atau tiga kapal selam kelas Virginia pada tahun 2030an, diikuti dengan pengembangan kapal selam kelas SSB- AUKUS di Australia Selatan, dengan teknologi yang disediakan oleh dua mitra AUKUS.

Respons Indonesia tepat dan terukur, tidak sepenuhnya menentang akuisisi kapal selam nuklir serta teknologi pembuatannya oleh Australia. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri mengingatkan Canberra akan kewajibannya berdasarkan NPT dan membangun pengamanan yang diberlakukan oleh Badan Energi Atom Internasional, termasuk mekanisme verifikasi yang efektif, transparan, dan non-diskriminatif.

Tahun lalu, Indonesia berhasil memimpin kampanye pengarusutamaan isu propulsi angkatan laut nuklir dalam pembangunan kapal selam. Dalam peninjauan berkala Conference of Parties to the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, Indonesia mengingatkan bahwa pasal propulsi nuklir berpotensi menimbulkan risiko besar bagi perdamaian dunia. Hal ini jelas tidak bergerak cukup cepat untuk mencegah Australia menggunakan celah tersebut, seperti yang diumumkan minggu lalu.

Tidak dapat disangkal bahwa pembangunan militer Tiongkok yang pesat, termasuk di Laut Cina Selatan yang diperebutkan, telah mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik selama dua dekade terakhir. Semua negara lain di kawasan ini dan sekitarnya beradaptasi dengan kenyataan baru ini dengan cara yang berbeda. AS memimpin kampanye membendung kebangkitan Tiongkok dengan membangun aliansi, termasuk pembentukan AUKUS yang kini disertai perjanjian kapal selam nuklir dengan Australia.

Meskipun kita tidak dapat menghentikan Australia untuk melanjutkan rencana tersebut, Indonesia harus terus menyuarakan penolakannya terhadap nuklirisasi di kawasan Indo-Pasifik dan seluruh dunia.

Saran yang digaungkan oleh para pejabat dan pengamat di Australia bahwa Indonesia adalah penerima manfaat dari perlindungan keamanan yang lebih besar yang diberikan oleh kehadiran kapal selam bertenaga nuklir Australia mungkin benar jika Tiongkok adalah satu-satunya ancaman terbesar bagi perdamaian regional.

Berdasarkan sejarah, terdapat kekuatan dan negara lain yang berpotensi mengancam perdamaian dan stabilitas regional.

SGP Prize

By gacor88