23 Agustus 2022
KUALA LUMPUR – Para pemimpin partai UMNO yang berkuasa di Malaysia mengadakan pembicaraan larut malam pada hari Senin (22 Agustus) setelah pertemuan yang diadakan secara tergesa-gesa pada hari sebelumnya memicu spekulasi bahwa pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menekan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob agar menyerukan pemungutan suara dan melakukan intervensi terhadap mantan Perdana Menteri Banding pidana Najib Razak.
Hingga berita ini dimuat, masih belum jelas apa inti diskusi tersebut.
Namun ketidakhadiran Datuk Seri Ismail yang mencolok dalam pertemuan yang diadakan oleh ketua partai Ahmad Zahid Hamidi pada pukul 11 pagi hari Senin jelas menunjukkan adanya perpecahan, begitu pula pernyataan yang saling bertentangan tentang apa yang diputuskan oleh para pemimpin divisi.
Salah satu dari 191 pemimpin divisi partai, Datuk Seri Jamal Yunos, mengatakan pertemuan pagi di Kuala Lumpur, yang berlangsung lebih dari dua jam, menyaksikan 158 pemimpin divisi dengan suara bulat setuju untuk mengadakan pemilihan umum dini.
Namun, laporan media lain memperkirakan bahwa lebih dari 70 pemimpin divisi hadir pada pertemuan tersebut.
Sekretaris Jenderal UMNO Ahmad Maslan mengatakan pesan yang beredar di media sosial berisi resolusi untuk mendorong pemilu adalah “palsu”, sehingga menambah kebingungan.
Zahid, yang menghadapi serangkaian dakwaan korupsi, memimpin sebuah faksi yang mendorong pemilu tahun ini sebelum batas waktu September 2023.
Faksi lain dipimpin oleh Wakil Presiden UMNO Ismail – perdana menteri Malaysia pertama yang bukan ketua partainya – yang menolak seruan tersebut untuk memperkuat posisinya dalam pemilu.
Jamal juga membantah adanya diskusi mengenai pengajuan banding Najib yang sedang berlangsung di Pengadilan Federal terhadap tuduhan korupsi yang melibatkan SRC International.
Ketua Pemuda UMNO Asyraf Wajdi Dusuki juga mengatakan, isu persidangan Najib tidak pernah diangkat dalam pertemuan tersebut.
Najib terancam hukuman 12 tahun penjara jika ia gagal membatalkan hukumannya pada sidang banding terakhir, yang akan berakhir minggu ini.
Namun jika pengacara Najib memilih untuk tidak mengajukan argumen baru ke pengadilan – seperti yang mereka tunjukkan minggu lalu – Pengadilan Federal dapat memutuskan bandingnya paling cepat pada hari Selasa.
Najib mengatakan pada hari Minggu bahwa dia merasa “sendirian” dan “dikhianati”, dan pekan lalu mengakui bahwa dia “putus asa” untuk mengubah strategi hukumnya dengan harapan hukumannya akan ditegakkan.
Media lokal melaporkan, mengutip sumber, bahwa ada usulan pada pertemuan hari Senin agar para pemimpin UMNO meminta Ismail campur tangan dalam kasus pengadilan Najib dan meminta penundaan.
Proposal tersebut ditolak oleh para peserta, menurut laporan.
Pertemuan pada pukul 11.00 itu ditunda sekitar pukul 13.30 agar Zahid dapat kembali ke pengadilan untuk menghadapi persidangan korupsinya sendiri.
Pertemuan tersebut seharusnya dilanjutkan pada pukul 17.30, namun laporan pada malam hari mengindikasikan bahwa para pemimpin tertinggi UMNO – termasuk Zahid dan Najib – malah berusaha untuk menggulingkan Mr. Ismail di ibu kota administratif Putrajaya.
Ismail terlihat dalam pertemuan dengan beberapa pemimpin UMNO pada pukul 19.30 di kediamannya di Putrajaya, sebelum berangkat pada pukul 21.11. Namun Zahid tidak hadir dalam pertemuan tersebut.