21 Februari 2019
Trump dan Kim akan bertemu di Vietnam pada akhir bulan ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia tidak memiliki batas waktu yang pasti untuk denuklirisasi Korea Utara pada akhirnya ketika para perunding dari kedua negara menuju ke Vietnam untuk melakukan pembicaraan pada menit-menit terakhir menjelang pertemuan puncak kedua minggu depan.
“Saya sedang tidak buru-buru. Tidak ada pengujian. Selama tidak ada pengujian, saya tidak terburu-buru,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih setelah percakapan telepon dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
“Saya hanya ingin melihat Korea Utara akhirnya melakukan denuklirisasi,” katanya.
Presiden AS menyampaikan komentar serupa pekan lalu sebagai langkah nyata untuk mengurangi tekanan ekspektasi publik terhadap pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi pada 27-28 Februari.
“Saya tidak punya jadwal mendesak,” katanya saat itu. “Saya pikir banyak orang ingin melihat hal ini terjadi dengan cepat,” katanya.
Pada bulan Juni, kedua pemimpin mengadakan pertemuan bersejarah, namun perjanjian yang dihasilkan dikritik karena kurangnya rincian mengenai jalur menuju denuklirisasi.
Meskipun ia menyebut keputusan Korea Utara untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal merupakan sebuah itikad baik, namun sanksi terhadap Pyongyang akan tetap berlaku, katanya.
“Saya sangat yakin Korea Utara bisa menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa jika masalah ini diselesaikan,” katanya.
Menanggapi uji coba rudal balistik antarbenua dan nuklir Korea Utara pada tahun 2017, sanksi tambahan dikenakan pada negara yang sudah kekurangan uang tersebut.
Sementara itu, perunding tingkat kerja dari AS dan Korea Utara berangkat ke Hanoi untuk membahas rincian tentang apa yang akan dibahas pada pertemuan tingkat tinggi tersebut.
Kim Hyok-chol, perwakilan khusus urusan AS di Komisi Urusan Luar Negeri Korea Utara, diperkirakan akan bertemu dengan mitranya, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun, pada hari Kamis untuk melanjutkan persiapan mereka. Kedua utusan tersebut bertemu di Korea Utara dari 6 hingga 8 Februari.
Setelah kunjungannya ke Korea Utara, Biegun mengatakan pembicaraannya “produktif”, namun masih ada “kerja keras yang harus dilakukan” sebelum pertemuan puncak.
Para ahli memperkirakan Korea Utara akan menawarkan pembongkaran Pusat Penelitian Sains Nuklir Yongbyon, yang merupakan fasilitas nuklirnya, sebagai imbalan atas tindakan timbal balik dari Washington, seperti deklarasi secara resmi mengakhiri Perang Korea dan pembentukan kantor penghubung di Pyongyang.