15 Mei 2023
PHNOM PENH – Presiden Indonesia Joko (Jokowi) Widodo telah menyatakan keinginannya agar Indonesia berperan dalam pembangunan infrastruktur Kamboja, sebagai bagian dari komitmennya untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara.
Para komentator Kamboja melihat hal ini sebagai perkembangan positif dalam kerangka kerja sama regional, dan mencatat bahwa Kerajaan tersebut memerlukan pembangunan infrastruktur yang lebih baik.
Ketertarikan tersebut diungkapkan oleh Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Hun Sen setelah berakhirnya KTT ASEAN ke-42 di kota pelabuhan Labuan Bajo, Indonesia, menurut kantor berita Indonesia Antara, mengutip Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Komitmen Indonesia dalam meningkatkan kerja sama ekonomi ditunjukkan dengan minat Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan Kamboja, khususnya melalui proyek infrastruktur, kata Retno.
KTT blok tersebut diadakan tahun ini pada tanggal 10-11 Mei dengan tema “Pentingnya ASEAN: Episentrum Pertumbuhan”.
Kin Phea, direktur Institut Hubungan Internasional di Royal Academy of Kamboja (RAC), memiliki pandangan positif terhadap niat Indonesia untuk berkontribusi pada infrastruktur fisik Kerajaan.
Ia mencatat bahwa pengembangan sektor ini di masa lalu selalu bergantung pada investasi dari negara-negara besar seperti Korea Selatan, Tiongkok atau Jepang, dan jarang yang berasal dari kerangka ASEAN.
“Di ASEAN, kita kehilangan peluang investasi dalam perdagangan regional dan fokus pada investasi di luar kawasan. Sebagai anggota G-20, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, hubungan bilateral Kamboja-Indonesia berkembang positif dalam beberapa waktu terakhir, dimana kedua negara memiliki tradisi hubungan baik yang sudah lama terjalin.
Bagi Hong Vanak, direktur departemen ekonomi internasional RAC, investasi adalah isu global yang perlu diwaspadai baik oleh negara berkembang maupun maju. Ia juga mencatat bahwa Indonesia – negara dengan perekonomian terbesar ke-10 di dunia menurut Bank Dunia – selalu ingin memperluas potensi investasinya di luar negeri.
“Membangun infrastruktur adalah suatu keharusan bagi negara berkembang seperti Kamboja. Jika Indonesia menyuntikkan investasi ke sektor infrastruktur, maka Indonesia akan mengambil alih beberapa proyek yang saat ini dikelola oleh Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank) atau AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) dan mendapatkan keuntungan dari proyek-proyek tersebut. Di masa lalu, Indonesia mengabaikan peluang-peluang ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa agar Indonesia dapat memperluas pengaruhnya sebagai kekuatan regional, Indonesia harus berinvestasi di negara-negara berkembang di kawasan ini, seperti Kamboja dan Laos, seperti yang telah dilakukan Tiongkok.