Masalah di Causeway sejak dibuka kembali lebih dari sebulan yang lalu

15 Juni 2022

KUALA LUMPUR – Sudah dua bulan sejak perbatasan dengan Singapura dibuka kembali sepenuhnya, namun permasalahan masih ada di kedua sisi Johor Causeway.

Di pihak Malaysia, terdapat masalah antara lain kerusakan eskalator dan autogate paspor yang rusak di kompleks Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina (BSI) Bangunan Sultan Iskandar di Johor Baru.

Ada juga keluhan dari warga Singapura yang menyatakan bahwa beberapa loket kendaraan di BSI tidak dijaga oleh petugas imigrasi pada malam hari, sehingga mereka melewatinya tanpa membubuhkan stempel pada paspornya.

Hal ini menyebabkan pihak berwenang Singapura memasang peringatan di media sosial untuk mengingatkan warganya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat memasuki Malaysia, terutama selama liburan sekolah di Singapura baru-baru ini.

Permasalahan yang terjadi di BSI ini telah menarik perhatian Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dan Mentri Besar Johor Datuk Onn Hafiz Ghazi, yang baru-baru ini melakukan kunjungan terpisah.

Kini di pihak Singapura, peraturan yang mewajibkan pengunjung untuk mengisi kartu “putih” mereka secara elektronik, atau izin jangka pendek, telah mengejutkan sebagian warga Malaysia setelah perbatasan dibuka kembali pada 1 April.

Beberapa orang, karena tidak mengetahui keputusan yang telah berlaku selama lebih dari dua tahun, terpaksa menunggu hingga tiga jam untuk mengisi “kartu putih” secara online di perbatasan.

Singapura berhenti menggunakan kartu putih fisik ketika pandemi Covid-19 pertama kali melanda pada Maret 2020.

Bagi Rahimin Lokman, 37 tahun, perjalanan singkat mengunjungi teman-temannya di Singapura berubah menjadi mimpi buruk ketika ia membutuhkan waktu tiga jam untuk mendapatkan permohonan kartu putih online.

“Saya pikir sistem fisiknya sama, tapi ketika saya sampai di loket imigrasi, mereka menyuruh saya untuk menyerahkan kartu putih saya secara online.

“Saya kesulitan mendapatkan jalur internet untuk mengunduh aplikasi dan mengisi formulir,” ujarnya sambil seraya menambahkan bahwa petugas imigrasi Singapura bersabar dan juga membantunya mengunduh dan mengisi formulir untuk diisi.

Rahimin mengatakan, hal ini merupakan ketidaknyamanan yang sangat besar, apalagi dengan panjangnya antrian orang yang menunggu masuk ke Tanah Air.

Ibu rumah tangga Wolni Jungin (38) mengatakan dia bisa mengisi kartu kedatangan online dan memasuki Singapura bulan lalu dengan bantuan keponakan remajanya.

“Saya ingin masuk ke Singapura untuk mengunjungi kakak, adik, dan suami saya yang bekerja di sana.

“Terakhir kali saya masuk ke Singapura sendirian adalah sekitar lima tahun yang lalu, dan saat itu kami bisa mengisi kartu putih secara manual, yang mana lebih memudahkan saya,” katanya.

“Namun, saat ini kami hanya bisa melakukannya secara online dan sulit bagi orang seperti saya yang tidak paham teknologi. Untungnya, keponakan saya bisa membantu saya.”

Dia mengatakan dia mengisi kartu kedatangan pada 17 Mei, tiga hari sebelum berangkat ke Singapura, dan menerima email konfirmasi hanya beberapa menit kemudian.

Seorang guru yang hanya ingin dikenal bernama Chua, 37, mengatakan bahwa aplikasi seluler yang digunakan untuk menggantikan kartu putih berbasis kertas terkadang lambat, sehingga menyulitkan proses aplikasi yang lancar.

“Saat ini saya tidak dapat mengisi kartu kedatangan melalui aplikasi karena aplikasi mengarahkan saya ke halaman web lain untuk mengisi formulir.

“Aplikasinya lambat. Saya mencoba menggunakannya dan memuatnya membutuhkan waktu yang sangat lama.

“Jauh lebih cepat dan mudah untuk menyelesaikan prosesnya di komputer atau laptop,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia baru-baru ini mengunjungi Singapura setelah perbatasan dibuka kembali.

Singapura menghentikan kartu keluar dan masuk berbasis kertas, yang lebih dikenal dengan white card, untuk pelancong asing yang datang pada tanggal 27 Maret 2020.

Wisatawan kini harus menyerahkan kartu deklarasi kesehatan elektronik melalui layanan Singapore Arrival Card atau aplikasi seluler MyICA.

Republik kepulauan ini juga mengumumkan bahwa mulai tanggal 15 April, warga Singapura, penduduk tetap, dan pemegang paspor jangka panjang yang telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19 tidak perlu lagi melengkapi pernyataan kesehatan online ketika memasuki negara tersebut melalui pos pemeriksaan negaranya.

Namun, semua pelancong yang tiba di Singapura melalui udara atau laut tetap harus melengkapi Kartu Kedatangan Singapura.

slot online gratis

By gacor88