24 Februari 2023
KUALA LUMPUR – LEBIH dari dua pertiga, atau sekitar 71%, kontributor aktif Employees Provident Fund (EPF) berusia 55 tahun ke bawah tidak memiliki cukup uang di rekening EPF mereka untuk menjaga mereka tetap berada di atas tingkat kemiskinan, Datuk Seri Anwar Ibrahim memperingatkan.
Perdana Menteri mengatakan hal ini disebabkan oleh empat penarikan khusus yang disetujui selama pandemi Covid-19.
Anwar yang juga menjabat Menteri Keuangan mengatakan persentase kontributor aktif yang telah mencapai target tabungan dasar sebesar RM240.000 pada usia 55 tahun telah menurun dari 36% pada tahun 2020 menjadi 29% pada akhir tahun lalu.
“EPF memperkirakan bahwa para anggota harus bekerja empat hingga enam tahun ekstra untuk membangun kembali tabungan yang ditarik selama pandemi,” katanya dalam jawaban tertulis parlemen atas pertanyaan Datuk Seri Amirudin Shari (PH-Gombak).
Amirudin meminta pemerintah menyatakan sikapnya terhadap penarikan EPF sebagai upaya membantu meringankan beban keuangan masyarakat.
Anwar juga mencatat bahwa penarikan dana lebih lanjut hanya akan memperburuk kurangnya tabungan yang sudah mengkhawatirkan di antara anggota EPF.
Dia menambahkan bahwa setiap penarikan tambahan juga dapat mempengaruhi kemampuan EPF untuk memanfaatkan peluang investasi baru guna memastikan pembayaran dividen yang berkelanjutan kepada kontributor di masa depan.
“Pada 31 Desember tahun lalu, total 6,7 juta kontributor, atau 51% dari mereka yang berusia di bawah 55 tahun, mempunyai tabungan kurang dari RM10,000 setelah penarikan.
“Dengan jumlah tersebut, anggota rata-rata hanya memiliki dana pensiun sebesar RM42 per bulan selama jangka waktu 20 tahun,” jelas Anwar.
Beliau mengatakan bahwa tabungan EPF yang tidak mencukupi memerlukan perhatian seiring dengan perubahan status negara menjadi negara menua (aging nation), dan hal ini dapat berdampak signifikan terhadap negara dan masyarakatnya, terutama dalam hal produktivitas, kesejahteraan sosial, kualitas hidup dan kesehatan.
Dia juga menunjukkan bahwa setiap penarikan baru akan memerlukan EPF untuk mengalokasikan lebih banyak arus kas untuk menggantikan sejumlah besar (penarikan) serta mengambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan kembali portofolio investasinya setelah memperhitungkan kepemilikan tunai, likuiditas dan (memegang) jatuh temponya, sementara itu melambat. investasi dalam negeri yang lebih rendah.
Artinya, baik ditargetkan atau tidak, penarikan EPF dini dalam bentuk apa pun bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi beban keuangan yang dihadapi para kontributor.
Anwar mencatat bahwa sistem jaminan sosial seharusnya diperkuat untuk memastikan bahwa warga Malaysia memiliki perlindungan yang cukup jika terjadi kehilangan pekerjaan dan pendapatan.
“Sebagai lembaga jaminan sosial yang besar, EPF harus bekerja sama dengan lembaga pemerintah untuk membangun dan memperkuat sistem jaminan sosial yang holistik dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Malaysia,” ujarnya.