12 Agustus 2022
KUALA LUMPUR – Putra tertua mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak diperkirakan akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum Malaysia berikutnya, tepat saat Najib menghadapi banding terakhir terhadap hukuman korupsinya minggu depan.
Datuk Mohd Nizar Najib, 44, disebut-sebut sebagai kandidat untuk kursi parlemen Pekan jika ayahnya, yang telah memegang kursi selama lebih dari empat dekade, tidak memenuhi syarat untuk mengikuti kontes, menurut harian Malaysia Utusan Malaysia.
Laporan itu muncul tepat ketika Najib, 69, akan memulai pembelaan terakhirnya terhadap tuduhan korupsi dan hukuman penjara 12 tahun akhir bulan ini.
Najib saat ini akan absen dalam pemilihan berikutnya kecuali pengadilan tertinggi Malaysia, Pengadilan Federal, membatalkan hukumannya. Pengadilan yang lebih rendah, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi, keduanya memutuskan melawan dia.
Dia saat ini keluar dengan jaminan sambil menunggu banding terakhirnya, yang dijadwalkan berlangsung dari 15 Agustus hingga 26 Agustus.
Mr Nizar telah lama dipersiapkan untuk menjadi penerus ayahnya dalam politik. Dia saat ini adalah pemimpin pemuda divisi Umno di Pekan, daerah pemilihan di mana ayahnya adalah seorang anggota parlemen.
Nizar, seorang akuntan dengan profesi dan ayah dari lima anak, adalah putra sulung Najib dari pernikahan pertamanya dengan Tengku Puteri Zainah Tengku Eskandar.
Dia memiliki dua adik dan dua saudara tiri dari pernikahan kedua Najib dengan Rosmah Mansor, yang juga sedang menghadapi tuduhan korupsi.
“Dia adalah kandidat yang paling mungkin meneruskan warisan Tun Abdul Razak,” lapor Utusan Malaysia, mengutip sumber.
Kursi parlemen Pekan telah dimiliki keluarga sejak 1959. Ayah Najib, Abdul Razak Hussein, perdana menteri kedua Malaysia, memegang kursi tersebut dari tahun 1959 hingga kematiannya pada tahun 1976.
Najib, yang saat itu baru berusia 23 tahun, menjadi pusat perhatian karena kematian mendadak ayahnya dan menjadi anggota parlemen Pekan pada tahun 1976, yang memegang kursi tersebut hingga hari ini.
Bahkan ketika Barisan Nasional kalah dalam pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia pada 2018 di bawah kepemimpinan Najib, Barisan Nasional dengan nyaman mempertahankan Pekan, dengan mayoritas lebih dari 24.000 suara.
Nizar juga diperkirakan akan memperebutkan kursi legislatif negara bagian di Pahang pada pemilihan berikutnya, kemungkinan mengikuti jejak ayah dan kakeknya, kata Utusan Malaysia.
Baik Abdul Razak dan Najib juga memegang kursi negara bagian dan menjadi Menteri Besar Pahang di awal karir politik mereka sebelum menjadi perdana menteri.