3 April 2019
Liga menunjukkan persatuan melawan kebijakan Trump mengenai Israel meski ada perpecahan.
Pada KTT Liga Arab ke-30 di ibu kota Tunisia, Tunis, pada Minggu, para pemimpin Arab dengan tegas menolak keputusan AS yang mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel, lapor Kantor Berita Xinhua.
Dalam pernyataan terakhirnya, para pemimpin Arab mengatakan mereka “mengkonfirmasi bahwa Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki sesuai dengan hukum internasional, resolusi PBB dan Dewan Keamanan”, Agence France-Presse melaporkan.
Sebuah pernyataan terpisah yang khusus membahas masalah ini menyebut tindakan Washington “tidak valid dan ilegal”.
Para pemimpin Arab bersatu dalam menolak langkah AS, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai apakah keanggotaan Suriah di Liga Arab harus dipulihkan.
“Memang benar bahwa Amerika adalah kekuatan militer terkuat di dunia, namun keputusannya sama sekali tidak berharga,” kata Sekretaris Jenderal Liga Ahmed Aboul Gheit pada konferensi pers penutup.
Para pemimpin Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara-negara Arab akan mengajukan rancangan resolusi ke Dewan Keamanan PBB dan meminta pendapat dari Mahkamah Internasional “tentang ilegalitas dan ketidakabsahan pengakuan AS”, menurut laporan Reuters.
Langkah Presiden AS Donald Trump baru-baru ini untuk mengakui kedaulatan Israel atas wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah menjadi agenda utama KTT Liga Arab tahun ini.
Pada tanggal 25 Maret, Trump menandatangani proklamasi yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang disengketakan, menandai perubahan besar dalam kebijakan AS di Timur Tengah.
Proklamasi tersebut mengatakan bahwa “pantas untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan” karena kebutuhan keamanan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik langkah Trump dan menyebut pengakuan tersebut sebagai hal yang bersejarah. “Dalam sejarah, kita tidak pernah mempunyai teman yang lebih hebat dari Presiden Trump,” katanya.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut tindakan AS sebagai “serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah” Suriah, kantor berita negara SANA melaporkan.
Keputusan Trump mendapat tentangan luas dari komunitas internasional.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “jelas bahwa status Golan tidak berubah”.
Berbicara pada KTT Liga Arab di Tunis, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini, mengatakan keputusan AS sepenuhnya bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menetapkan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Suriah yang diduduki Israel. .
“Uni Eropa berupaya mencapai solusi politik terhadap krisis ini sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB,” katanya, seraya menambahkan bahwa solusi politik akan menjadi satu-satunya cara damai untuk mengakhiri konflik di Suriah.
Dalam percakapan teleponnya dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat bahwa mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan akan melanggar hukum internasional, penyelesaian krisis Suriah akan menghambat dan memperburuk situasi di seluruh negeri. Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada hari Senin bahwa pengakuan Amerika tidak akan pernah melegitimasi pendudukan Israel. Sebaliknya, tindakan tersebut akan semakin meningkatkan ketegangan di kawasan dengan menghambat upaya perdamaian di Timur Tengah.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dalam perang Timur Tengah ketiga pada tahun 1967 dan mencaploknya pada tahun 1980an, namun komunitas internasional tidak pernah mengakui tindakan tersebut.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 497, yang diadopsi dengan suara bulat pada bulan Desember 1981, memutuskan bahwa keputusan Israel untuk menerapkan hukum, yurisdiksi dan administrasi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki adalah “batal demi hukum dan tidak memiliki dampak hukum internasional”.