19 Mei 2023
JAKARTA – Jakarta dan Teheran telah menyelesaikan tahap akhir perundingan perjanjian perdagangan bilateral, kata Kementerian Perdagangan Indonesia pada hari Rabu.
Pengumuman tersebut muncul setelah kedua belah pihak menyelesaikan perundingan putaran ketujuh, dan kementerian mengatakan kedua negara kini dapat melanjutkan penandatanganan dokumen kesepakatan tersebut, yang disebut Perjanjian Perdagangan Preferensi Indonesia-Iran (II-PTA).
Kementerian mengatakan Indonesia dan Iran akan menandatangani perjanjian perdagangan tersebut saat Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Jakarta antara tanggal 22 dan 24 Mei.
“Iran adalah mitra dagang non-tradisional bagi Indonesia. Dengan PTA ini, kami berharap dapat memperluas peluang ekspor dan memperluas jangkauan pasar kami, khususnya di Timur Tengah dan Persia,” Johni Martha, direktur perundingan bilateral kementerian.
Baca juga: Indonesia menandatangani CEPA, protokol pertahanan, dan perjanjian lainnya dengan UEA
Indonesia sedang mencari pasar baru untuk mendiversifikasi pilihan ekspornya dan dengan demikian mengurangi ketergantungannya pada mitra dagang tradisional, yang banyak di antaranya terkena dampak melemahnya perekonomian global dan risiko geopolitik.
Pemerintah berupaya mempercepat pemulihan perekonomian negara dari dampak pandemi COVID-19 dengan meningkatkan ekspor.
Negara-negara Timur Tengah termasuk yang dianggap sebagai mitra dagang alternatif bagi pemerintah, selain negara-negara di Afrika, Asia Selatan, Amerika Selatan, dan Eropa Timur.
Pada Juli tahun lalu, Indonesia menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Emirat Arab. Pemerintah telah menjalin kerja sama serupa dengan negara-negara Teluk lainnya sejak tahun 2018, termasuk CEPA dengan Arab Saudi.
Perundingan antara Indonesia dan Iran terjadi di saat ketegangan geopolitik meningkat di banyak belahan dunia.
Pemerintah Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran sejak tahun 1979, menyusul penyitaan kedutaan besar Amerika di Teheran, sehingga membatasi akses bagi perusahaan-perusahaan Amerika untuk melakukan bisnis di Iran.
Kementerian Perdagangan mencatat perdagangan Indonesia dan Iran selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar US$54,1 juta.
Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral meningkat lebih dari 23 persen menjadi $257,2 juta.
Baca juga: UE mengharapkan kesepakatan perdagangan dengan Indonesia dalam waktu dua tahun
Sepeda motor, suku cadang kendaraan, monokarboksilat asam lemak industri, dan serat kayu merupakan beberapa barang utama yang dikapalkan dari Indonesia ke Iran.
Sementara itu, pengiriman utama Iran ke Indonesia mencakup kurma dan anggur, karbonat, alkaloid nabati, dan banyak produk lainnya.
Kementerian mengatakan Indonesia dan Iran juga menyelesaikan perundingan mengenai pasal terkait kontra-perdagangan, yang memungkinkan kedua negara membayar barang dan jasa dari pihak lain dalam bentuk barang daripada menyelesaikan transaksi dengan uang.
Hal ini akan memungkinkan perdagangan antara keduanya untuk terus berlanjut meskipun ada potensi masalah dalam pengamanan mata uang yang biasa digunakan dalam perdagangan internasional, seperti dolar AS.
“Kami berkomunikasi secara intensif. Beberapa masalah yang tertunda telah diselesaikan. Kedua pihak telah menunjukkan fleksibilitas dan komitmen untuk segera menyelesaikan perundingan ini,” Johni.