3 Februari 2023
PHNOM PENH – Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prak Sokhonn meninggalkan Kamboja pada 2 Februari menuju ibu kota Indonesia, Jakarta, untuk menghadiri Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) ke-32 dan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) pada 3-4 Februari.
Kementerian Luar Negeri mengumumkan pada tanggal 1 Februari bahwa pertemuan ACC ke-32 akan fokus pada tindak lanjut dari “Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Penerapan Timor Timur untuk Keanggotaan ASEAN” dan “Deklarasi Ekonomi Biru”.
Para menteri luar negeri yang berkumpul juga akan membahas prioritas untuk tahun mendatang.
Pada Retret AMM, para menteri akan membahas tindak lanjut KTT ASEAN ke-40 dan ke-41, termasuk “Tinjauan dan Keputusan Pemimpin ASEAN tentang Implementasi Konsensus Lima Poin” mengenai Myanmar.
“Rekomendasi Penguatan Kapasitas ASEAN dan Efektivitas Kelembagaan oleh Satuan Tugas Tingkat Tinggi Visi Komunitas ASEAN Pasca-2025” juga akan dibahas, dengan pertukaran pandangan mengenai hubungan eksternal, serta isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan dan perhatian bersama. .
Indonesia akan memimpin proses ASEAN tahun ini dengan tema “ASEAN Matters: Epicenter of Growth” untuk memastikan bahwa blok regional tersebut menjadi titik fokus kerja sama yang berkontribusi terhadap perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara dan dunia.
“Di sela-sela pertemuan tersebut, Sokhonn diperkirakan akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan beberapa mitranya di ASEAN,” kata pengumuman kementerian tersebut.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan pada 2 Februari bahwa Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi akan memimpin AMM Retreat pada 4 Februari.
Pertemuan AMM akan menjadi pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pertama yang diadakan pada masa kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.
Retret AMM akan didahului dengan Pertemuan Pejabat Senior ASEAN pada tanggal 2 Februari dan pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN ke-32 pada hari berikutnya.
Dalam rangkaian pertemuan tersebut akan dibahas berbagai agenda, termasuk prioritas kepemimpinan Indonesia dan tindak lanjut hasil KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 pada tahun 2022.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia akan mendorong kerja sama ASEAN yang lebih kuat dalam menanggapi berbagai tantangan regional dan global, seperti persaingan geopolitik dan dampak Covid-19 yang sedang berlangsung, serta bencana alam dan krisis keuangan, energi, dan pangan.
“Indonesia melanjutkan tekadnya untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, melalui paradigma kerja sama.
“ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), yang merupakan inisiatif Indonesia, diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada Juni 2019 dan bertujuan untuk menjaga stabilitas kawasan melalui kemitraan, dialog, dan kerja sama,” kata Kementerian Luar Negeri RI.