Kelompok dokter kontrak mengancam ‘mogok’, PHK massal jika tuntutan Kementerian Kesehatan tidak dipenuhi

29 Maret 2023

KUALA LUMPUR – Sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai dokter kontrak yang saat ini bertugas di Kementerian Kesehatan telah mengancam akan melakukan PHK massal dan ‘pemogokan’ nasional bulan depan yang dapat melibatkan sekitar 8.000 dokter kontrak.

Sebuah akun yang dikenal sebagai “Mogok Doktor Malaysia” (dokter Malaysia yang mogok) telah muncul di media sosial.

Tidak seperti pemogokan tradisional, penyelenggara meminta mereka yang melakukan pemogokan untuk mengambil cuti darurat atau cuti medis dari tanggal 3 April hingga 5 April sebagai tanda protes, dan menambahkan bahwa hal tersebut tidak mendorong demonstrasi dan kebakaran besar. Hal ini juga mengancam PHK massal pada 1 April.

Seorang juru bicara kelompok tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada The Star bahwa kelompok tersebut telah memutuskan untuk melanjutkan pemogokan secara damai dengan mengambil cuti darurat atau menjadi MC dari tanggal 3 April hingga 5 April “karena protes atau pemogokan akan menimbulkan kerugian”.

“Sekarang kami telah memastikan bahwa sekitar 8.000 petugas medis kontrak dari sekitar 20.000 MO kontrak akan berpartisipasi dalam aksi mogok massal dan PHK massal ini,” kata juru bicara tersebut ketika ditanya.

“(Sekitar) 3.000 MO kontrak akan mengundurkan diri pada 1 April, sedangkan sisanya tidak masuk kerja pada 3 April hingga 5 April,” tambah juru bicara tersebut.

Tuntutan kelompok tersebut antara lain penyerapan seluruh MO kontrak ke posisi permanen tanpa syarat atau wawancara apa pun; kenaikan gaji pokok dan tarif panggilan; dan solusi terhadap kekurangan tenaga spesialis, MO dan petugas rumah.

Mereka juga menginginkan masa kerja wajib petugas medis otomatis dikurangi menjadi tiga tahun tanpa permohonan; pengurangan jam kerja dan panggilan bagi MO dan petugas rumah; dan jam panggilan tidak boleh lebih dari enam kali sebulan dan jam kerja tidak lebih dari 60 jam seminggu.

Tan Sri, Direktur Jenderal Kesehatan, Dr. Sebagai tanggapan, Noor Hisham Abdullah mengatakan kementerian hanya mengetahui dugaan serangan tersebut melalui media sosial, dan menambahkan bahwa kementerian tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“Secara umum, ketika aksi mogok dilakukan, hal itu dimaksudkan untuk menyampaikan pesan tertentu kepada pihak-pihak yang terlibat.

Namun hal ini perlu diperhatikan secara matang karena pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang sangat penting karena menyangkut kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, ujarnya dalam keterangannya.

Ia mengatakan, mogok kerja yang tidak direncanakan bukanlah solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan profesi medis.

Dirjen Kesehatan mengatakan pemerintah merespons dan bertindak atas permasalahan yang diangkat dan permintaan petugas kesehatan dari waktu ke waktu.

“Diantaranya adalah jabatan tetap, sponsorship pelatihan spesialis atau pelatihan lanjutan,

promosi berdasarkan waktu, peluang promosi ke kelas khusus dan penetapan kelas UD56 untuk spesialis dan lain-lain.

“Skema kesehatan lainnya juga telah diperhitungkan dan ditingkatkan.

“Saya percaya, pemerintah akan memastikan dari waktu ke waktu bahwa semua masalah dan permintaan diselidiki sesuai dengan permasalahan saat ini dan solusi yang tepat diberikan berdasarkan kemampuan perekonomian negara,” tambah Dr Noor Hisham.

Ia mengatakan, pemerintah akan tetap memprioritaskan pelayanan kesehatan sebagaimana tertuang dalam APBN 2023, seraya menegaskan bahwa mogok kerja bukanlah solusi yang tepat dan permasalahan yang muncul harus diatasi dengan baik.

By gacor88