1 Desember 2022
NEW DELHI – 17 kepresidenan G20 sebelumnya telah membuahkan hasil yang signifikan – antara lain menjamin stabilitas makroekonomi, rasionalisasi pajak internasional, keringanan beban utang negara, dan banyak hasil lainnya. Kami akan mengambil manfaat dari pencapaian ini dan terus mengembangkannya.
Namun, ketika India mengambil peran penting ini, saya bertanya pada diri sendiri – dapatkah G20 melangkah lebih jauh? Bisakah kita mengkatalisasi perubahan pola pikir mendasar yang memberi manfaat bagi umat manusia secara keseluruhan?
Saya yakin kita bisa.
Pola pikir kita dibentuk oleh keadaan kita. Sepanjang sejarah, umat manusia hidup dalam kelangkaan. Kami berjuang untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas karena kelangsungan hidup kami bergantung pada tidak memberikan sumber daya tersebut kepada orang lain. Konfrontasi dan persaingan – antara ide, ideologi, dan identitas – telah menjadi hal yang biasa.
Sayangnya, saat ini kita masih terjebak dalam pola pikir zero-sum. Kita melihat hal ini ketika negara-negara berebut wilayah atau sumber daya. Kita melihat hal ini ketika persediaan barang-barang penting dijadikan senjata. Kita melihat hal ini ketika vaksin hanya ditimbun oleh segelintir orang, padahal miliaran orang masih rentan.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa konfrontasi dan keserakahan hanyalah sifat manusia. Saya tidak setuju. Jika manusia pada dasarnya egois, apa yang bisa menjelaskan daya tarik abadi dari begitu banyak tradisi spiritual yang mendukung kesatuan mendasar kita semua?
Salah satu tradisi tersebut, yang populer di India, memandang semua makhluk hidup, dan bahkan benda mati, tersusun dari lima elemen dasar yang sama – panch tatva bumi, air, api, udara, dan ruang angkasa. Harmoni antara elemen-elemen ini – di dalam diri kita dan di antara kita – sangat penting bagi kesejahteraan fisik, sosial, dan lingkungan kita.
Kepresidenan India di G20 akan berupaya untuk mempromosikan rasa kesatuan universal ini. Oleh karena itu tema kami – ‘Satu Bumi, Satu Keluarga, Satu Masa Depan’.
Itu bukan sekedar slogan. Hal ini memperhitungkan perubahan-perubahan terkini dalam keadaan manusia, yang secara kolektif gagal kita hargai.
Saat ini kita mempunyai sarana untuk menghasilkan cukup uang untuk memenuhi kebutuhan dasar semua orang di dunia.
Saat ini kita tidak harus berjuang untuk kelangsungan hidup kita – zaman kita tidak harus penuh dengan peperangan. Memang benar, itu pasti bukan satu!
Saat ini, tantangan terbesar yang kita hadapi – perubahan iklim, terorisme, dan pandemi – tidak dapat diselesaikan dengan saling berperang, namun hanya dengan bertindak bersama.
Untungnya, teknologi saat ini juga memberi kita sarana untuk mengatasi permasalahan dalam skala kemanusiaan. Dunia maya besar yang kita tinggali saat ini menunjukkan skalabilitas teknologi digital.
Dengan seperenam jumlah umat manusia, dan dengan keragaman bahasa, agama, adat istiadat, dan kepercayaan yang sangat besar, India adalah mikrokosmos dunia.
Dengan tradisi pengambilan keputusan kolektif tertua yang diketahui, India berkontribusi pada DNA fundamental demokrasi. Sebagai ibu dari demokrasi, konsensus nasional India dibentuk bukan melalui diktat namun dengan memadukan jutaan suara bebas ke dalam satu melodi yang harmonis.
Saat ini, India adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat. Model tata kelola kami yang berpusat pada warga negara memberikan perhatian kepada warga negara yang paling terpinggirkan sekalipun, sekaligus membina kejeniusan kreatif generasi muda kita yang berbakat.
Kami berupaya menjadikan pembangunan nasional bukan sekedar pengelolaan yang bersifat top-down, namun lebih merupakan ‘rakyat’ yang dipimpin oleh warga negara.
pergerakan’.
Kami telah memanfaatkan teknologi untuk menciptakan barang publik digital yang terbuka, inklusif, dan dapat dioperasikan. Hal ini telah menghasilkan kemajuan revolusioner di berbagai bidang seperti perlindungan sosial, inklusi keuangan, dan pembayaran elektronik.
Karena alasan-alasan tersebut, pengalaman India dapat memberikan wawasan mengenai kemungkinan solusi global.
Selama masa kepresidenan kami di G20, kami akan menampilkan pengalaman, pembelajaran, dan model India sebagai contoh bagi negara lain, terutama negara berkembang.
Prioritas G20 kita akan dibentuk melalui konsultasi tidak hanya dengan mitra G20 kita, namun juga sesama pelancong di negara-negara Selatan, yang suaranya seringkali tidak didengar.
Prioritas kami akan fokus pada penyembuhan ‘Satu Bumi’, menciptakan keharmonisan dalam ‘Satu Keluarga’ dan memberikan harapan pada ‘Masa Depan Satu’.
Untuk memulihkan planet kita, kami akan mendorong gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan tradisi India dalam menjaga alam.
Untuk meningkatkan keharmonisan dalam keluarga umat manusia, kami akan berupaya mendepolitisasi pasokan pangan, pupuk, dan produk medis global, sehingga ketegangan geo-politik tidak mengarah pada krisis kemanusiaan. Seperti halnya keluarga kita sendiri, mereka yang paling membutuhkan harus selalu menjadi perhatian utama kita.
Untuk menanamkan harapan pada generasi masa depan, kami akan mendorong perbincangan jujur antara negara-negara paling kuat – mengenai mitigasi risiko yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal dan peningkatan keamanan global.
Agenda G20 India akan bersifat inklusif, ambisius, berorientasi pada tindakan dan tegas.
Mari kita bersatu untuk menjadikan kepresidenan G20 India sebagai presiden yang penuh penyembuhan, harmoni dan harapan.
Mari kita bekerja sama untuk membentuk paradigma baru – globalisasi yang berpusat pada manusia.
Penulisnya adalah Perdana Menteri India. Artikel tersebut resmi dirilis.