6 Februari 2023
TOKYO – Kementerian Kesehatan bermaksud untuk memperkuat kapasitas pusat kesehatan masyarakat dalam menanggapi pandemi, menyusul tekanan operasional selama masa infeksi massal virus corona baru.
Setiap puskesmas diharapkan merumuskan rencana tanggap krisis kesehatan pada tahun depan, dengan mempertimbangkan pembelajaran dari pandemi ini.
Rencana tersebut, yang akan dilaksanakan pada tahun fiskal 2024, dirancang untuk mempersiapkan kemungkinan wabah penyakit menular baru dengan menetapkan struktur staf dan prioritas untuk operasi normal.
Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan berencana untuk memasukkan kebijakan perumusan rencana tersebut ke dalam pedoman dasar pengoperasian pusat kesehatan dan hal-hal lain bersamaan dengan penerapan Undang-Undang Kesehatan Masyarakat yang telah direvisi pada bulan April.
Rencana tersebut akan menentukan bagaimana mengalokasikan staf dan tugas mana yang harus diprioritaskan berdasarkan perkiraan isi dan volume pekerjaan untuk situasi seperti dimulainya wabah atau meningkatnya beban kasus penyakit menular.
Kementerian berencana untuk menyiapkan sistem yang memungkinkan pusat kesehatan dengan mudah menambah staf pendukung dari luar, dan secara proaktif memanfaatkan bank staf prefektur IHEAT, yang mencakup mantan pegawai pusat kesehatan.
Pusat kesehatan akan dapat melakukan outsourcing beberapa operasi ke komunitas medis lokal jika terjadi wabah. Asosiasi tersebut akan mengambil alih pemantauan kesehatan pasien yang sedang dalam masa pemulihan di rumah dan layanan lain yang menjadi tanggung jawab pusat kesehatan.
Pengalihdayaan (outsourcing) diharapkan akan memungkinkan pusat kesehatan untuk fokus pada tugas-tugas khusus, seperti mengidentifikasi orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan individu yang terinfeksi dan menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi di fasilitas perawatan lansia.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona, pusat kesehatan masyarakat telah menanyakan orang-orang yang dites positif melalui telepon tentang riwayat perilaku mereka, mengidentifikasi orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien, menyelidiki jalur infeksi dan menentukan apakah rawat inap diperlukan.
Namun, karena beban kerja meningkat seiring dengan jumlah infeksi, pusat kesehatan menunda kontak awal dengan mereka yang sedang dalam masa pemulihan di rumah, sehingga menyebabkan gejala mereka memburuk.
Kementerian menyimpulkan bahwa setiap pusat kesehatan harus secara hati-hati membangun sistem untuk bersiap menghadapi penyebaran infeksi, karena kurangnya persiapan pada waktu normal telah menyebabkan kebingungan.